KetikPos.com - Upaya Indonesia untuk meraih kembali green card UNESCO bagi Kaldera Toba sebagai Geopark Global mendapatkan momentum baru melalui penyelenggaraan “The 1st International Conference: Geo Tourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025” yang digelar di Hotel Khas Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.
Acara bergengsi ini dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, yang menegaskan bahwa Kaldera Toba bukan hanya permata geologi Indonesia, tetapi juga wajah masa depan pariwisata berkelanjutan negeri ini.
"Geopark Kaldera Toba merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia yang harmonis antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan," tegas Widiyanti.
Berada di jantung kawasan Cincin Api Pasifik, Kaldera Toba terbentuk dari letusan supervulkanik sekitar 7.400 tahun silam, menghasilkan cekungan raksasa seluas lebih dari 7.000 kilometer persegi yang kini menjadi Danau Toba, dan menyimpan keanekaragaman hayati serta kekayaan budaya Batak yang terus hidup.
"Status geopark bukan hanya pelindung alam, tetapi juga peluang edukasi dan pembangunan ekonomi melalui pariwisata berkelanjutan," lanjut Menpar.
Konferensi ini juga menjadi ajang menghidupkan kembali status Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba, yang kini masuk dalam RPJMN 2025–2029 dengan target pertumbuhan ekonomi kawasan Sumatra mencapai 7,2 persen di tahun 2029.
Menpar Widiyanti menekankan pentingnya tiga pilar geopark global UNESCO: perlindungan, edukasi, dan pengembangan berkelanjutan. Ia mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat edukasi publik melalui papan informasi geosite di seluruh kawasan Danau Toba.
"Turis tak hanya berfoto, tapi juga belajar tentang kawah, batuan, dan warisan budaya yang membentuk identitas kawasan ini," jelasnya.
Gubernur Sumatra Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, mengajak seluruh pihak untuk melihat Danau Toba bukan hanya sebagai destinasi visual, tetapi juga sebagai panggung edukasi dan ekonomi rakyat.
"Apa yang Tuhan berikan hari ini bukan hanya untuk dinikmati mata, tapi juga harus dimaknai, ditulis, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar," ujarnya.
Turut hadir dalam acara ini antara lain:
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, Jimmy Bernando Panjaitan
Direktur Poltekpar Medan, Ngatemin