KetikPos.com — Malam belum larut, namun di tengah hiruk suara dan warna di Parade Bunyian 2025, sebuah keheningan mendadak menyelimuti panggung.
Bukan karena bunyi berhenti, tapi karena seorang anak kecil berdiri—membawa kata-kata yang lebih lantang dari dentum perkusi.
Siti Maziyah Malala, atau akrab disapa Mala, siswi kelas VI SDN 055 Palembang, melangkah ke depan panggung dengan tenang.
Di balik tubuh mungilnya, tersembunyi kekuatan dongeng yang membangkitkan imajinasi dan rasa. Jumat malam (25/7), di tengah Parade Bunyian yang biasanya dipenuhi tabuhan dan nyanyian, Mala membawa sesuatu yang berbeda: kisah yang membuat pendengar berpikir dan merasa.
“Prabu dan Tugas dari Bintang Cerdas”
Dongeng yang dibawakan Mala bertajuk “Prabu dan Tugas dari Bintang Cerdas”, mengisahkan seorang anak malas yang terjebak di dunia gulita—bukan karena kegelapan, melainkan karena ketidaktahuan.
Prabu adalah gambaran banyak dari kita: lalai akan ilmu, hingga dunia di sekelilingnya redup tanpa makna. Di ujung kisah, Prabu berjanji untuk kembali belajar, karena ia tahu: hanya ilmu yang bisa mengubah gelap menjadi cahaya.
Dongeng ini terinspirasi dari tema “Gemar Belajar”, salah satu dari Tujuh Kebiasaan Anak Hebat Indonesia yang digagas oleh Kementerian Pendidikan.
Mala membawakan kisah itu bukan hanya dengan suara—tapi dengan penghayatan yang menusuk, ekspresi yang hidup, dan jeda-jeda yang mengajak hadirin larut dalam dunia Prabu. Anak kecil itu tak sekadar bercerita, ia menyihir.
Tepuk Tangan dan Pujian untuk Si Pendongeng Kecil
Sosok yang paling tersentuh adalah Selamet Nugroho—penulis dongeng itu sendiri, yang hadir malam itu. Wajahnya tak menyembunyikan rasa haru.
“Mala membawakannya dengan sangat bagus. Cerita ini hidup di tangannya. Pesannya sampai, dan menyentuh,” ujar Selamet, yang biasa disapa Mas Inug.
Mala bukan anak biasa. Ia adalah Juara FLS2N 2025 cabang mendongeng tingkat Provinsi Sumatera Selatan, dan kini bersiap membawa suara Prabu ke panggung nasional.
Tapi malam itu, ia tak berlomba. Ia hanya berbagi kisah, dengan sepenuh hati.