pariwisata-kebudayaan

Ketika Mala Berkisah, Prabu Menyulut Cahaya: Dongeng di Tengah Parade Bunyi’an

DNU
Sabtu, 26 Juli 2025 | 14:18 WIB
Ketika Mala Berkisah, Prabu Menyulut Cahaya: Dongeng di Tengah Parade Bunyi’an (dok)

Panggung Anak, Panggung Harapan

Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), Muhammad Nasir, menyambut hangat kehadiran dongeng di tengah panggung Parade Bunyian yang biasanya didominasi musik dan tari.

“Ini bukan sekadar hiburan. Ini panggung harapan. Ketika anak-anak seperti Mala tampil, kita tahu bahwa masa depan seni Palembang tidak redup,” katanya.

Parade Bunyian, lanjut Nasir, memang ingin jadi wadah lintas seni—tempat suara, rupa, gerak, dan kini kisah-kisah bijak dari mulut anak-anak bisa hidup berdampingan.

 

Parade yang Menghidupkan Imajinasi

Parade Bunyi’an 2025 masih berlangsung hingga Sabtu malam di kawasan Lawang Borotan. Pertunjukan musik eksperimental, seni rupa spontan, dan dongeng anak kini berpadu dalam satu festival yang membuktikan: seni tak punya batas usia, bentuk, atau cara bicara.

Dan malam itu, dari bibir seorang anak, dongeng lama kembali bernafas, dan Prabu—anak malas yang menemukan cahaya—kini hidup dalam hati setiap penonton.

Parade Bunyian 2025, yang masih berlangsung hingga Sabtu, 26 Juli, telah menjelma menjadi lebih dari sekadar festival. Ia adalah eksperimen rasa, perayaan dialog, dan perwujudan kolaborasi antar indra.

Di Lawang Borotan, seni bukan hanya untuk disaksikan, tapi untuk dirasakan—dengan seluruh jiwa.

Hari pertama Parade Bunyian dihadiri juga antara lain oleh Ketua DKSS Ms Iqbal Rudianto dan Sekjen Qusoi, Ketua KKPP Kgs M.Riduan, Ketua Komite musik, Moh, Dari Dinas Pariwisata , Fahmi dan dari Disbud Heru. juga hadir Gubernur IBF chapter Sumsel, Beng-Beng.

Halaman:

Tags

Terkini