pariwisata-kebudayaan

Ketika Bunyi Menjadi Warna: Lelang Lukisan Parade Bebunyian di Lawang Borotan Laris Manis

DNU
Senin, 28 Juli 2025 | 13:42 WIB
Pelukis dan pemenang lelang lukisan Parade Bunyian (dok)

KetikPos.com — Lawang Borotan malam itu bukan sekadar ruang pentas. Ia menjelma menjadi kanvas raksasa, tempat bunyi, cahaya, dan warna berpadu dalam satu perayaan rasa: Parade Bebunyian 2025. Di antara deru alat musik tradisional dan eksperimen sonik yang menggema, para pelukis menciptakan karya secara langsung — merespons bukan dengan telinga, tapi dengan hati dan kuas.

 Dan ketika malam penutupan tiba, Sabtu (26/7/2025), lima lukisan hasil dari proses “melukis bunyi” itu resmi dilelang. Hasilnya? Laris manis.

 "Sejak awal kami memang ingin menjembatani seni lintas medium—musisi, pelukis, bahkan penari dan penyair. Parade ini adalah ruang eksperimen rasa,” ujar Nandi, Ketua Panitia, didampingi Moh, Ketua Komite Musik DKP.

 

Lelang yang dipandu penuh semangat oleh MC Loedy-Risma featuring Mamen itu berhasil menarik perhatian pengunjung. Lukisan demi lukisan berpindah tangan—bukan sekadar transaksi, tapi apresiasi.

 

Lukisan Bunyi yang Dibeli dengan Hati

Karya pertama yang laku adalah milik Rudi, menampilkan panggung Parade Bebunyian dengan latar aktivitas para seniman. Lukisan ini diminati oleh Asrul, Ketua ADO Sumsel, dan diboyong seharga Rp 1,5 juta.

 

Lukisan kedua, hasil goresan Don Tiger, menggambarkan Lawang Borotan dengan seorang pelukis tengah merekam model di kanvas. Lukisan itu jatuh ke tangan Firdaus Hizbullah, Wakil Ketua DPRD PALI, seharga Rp 1,6 juta.

 

Sementara lukisan ketiga karya Gede, dengan gaya abstrak yang menangkap energi panggung, menarik minat Plt Kadisbudpar Sumsel Panji Tjahjanto.

 

“Mereka bukan melukis objek. Mereka melukis irama, getaran, bahkan emosi yang tidak terdengar tapi terasa,” ujar Marta, Sekretaris Komite Seni Rupa DKP.

Halaman:

Tags

Terkini