pariwisata-kebudayaan

Andreas Okdi Priantoro: Saatnya Palembang Punya Pasar Seni dan Wajah Kota yang Baru

Selasa, 12 Agustus 2025 | 08:33 WIB
Anggota DPRD Kota Palembang Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH. (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com--Di sebuah sudut imajinasi Andreas Okdi Priantoro, anggota DPRD Palembang dari Fraksi PDIP, berdiri sebuah kawasan yang selalu hidup. Ada deretan kanopi warna-warni, suara gesekan kuas di atas kanvas, denting gitar akustik, aroma kopi yang diseduh di kafe kecil, dan percakapan hangat antara seniman dengan pengunjung. Itulah gambaran Pasar Seni Palembang yang ia cita-citakan — ruang pertemuan antara kreativitas, budaya, dan ekonomi.

Palembang: Kota Tua yang Kaya Cerita

Bagi Andreas, Palembang bukan sekadar kota, tetapi lembaran sejarah yang tebal. Dari masa pra-sejarah, kejayaan Sriwijaya, kemegahan Kesultanan Palembang Darussalam, hingga bayang-bayang kolonial Belanda, semuanya meninggalkan warisan seni dan budaya dengan nilai tinggi. Warisan itu terbagi dalam dua bentuk: benda seperti bangunan, alat tenun, dan ukiran; serta tak benda seperti tarian, musik, cerita rakyat, dan kearifan lokal.

Masalahnya, warisan ini membutuhkan ruang hidup — bukan hanya disimpan di museum atau ditampilkan sesekali. “Kita butuh tempat yang membuat seni tetap berdenyut setiap hari, tempat yang membuat seniman dan masyarakat saling bertemu,” tegas Andreas.

Pasar Seni: Ruang Kreatif yang Hidup

Konsep pasar seni yang digagas Andreas bukan sekadar pasar jual-beli. Ia membayangkan pasar ini sebagai collaboration space: area terbuka yang memadukan pameran lukisan, workshop kriya, panggung pertunjukan tari dan musik, sudut baca sastra, hingga pojok kuliner khas Palembang.

Di sini, pelukis, pemahat, pematung, perajin kriya, penari, musisi, sastrawan, dan seniman pertunjukan bisa tampil tanpa batas. Tidak hanya dari Palembang, tapi juga Sumatera Selatan bahkan dari luar pulau.

“Pasar Seni ini akan menjadi simpul. Di satu sisi melestarikan seni, di sisi lain melahirkan pelaku usaha kreatif baru. Ia akan menggerakkan ekonomi mikro, sekaligus memberi apresiasi ekonomi yang layak bagi seniman,” kata Andreas.

Perlu Dukungan Pemerintah

Agar visi ini terwujud, Andreas menekankan perlunya dukungan nyata pemerintah. Bentuknya bisa berupa:

Penyediaan lahan strategis.

Dukungan finansial awal pembangunan.

Payung hukum dalam bentuk Peraturan Daerah.

Baginya, pasar seni ini bisa menjadi etalase budaya Palembang yang hidup 365 hari dalam setahun, bukan hanya saat ada event besar.

Halaman:

Tags

Terkini