Membagi Wajah Kota: Kota Baru dan Kota Tua
Tak hanya pasar seni, Andreas juga membawa gagasan lebih besar: membagi fungsi kawasan kota. Ia mengusulkan pembangunan Kota Baru Palembang sebagai pusat administrasi dan bisnis modern, sementara kawasan kota lama difokuskan sebagai Kota Tua — destinasi wisata, pusat seni, dan kota kreatif dengan identitas khas Palembang.
Dengan pembagian ini, wajah kota akan lebih tertata. Kota lama mempertahankan jiwa sejarahnya, sementara kota baru menjadi simbol kemajuan administrasi dan ekonomi.
Menjahit Masa Lalu dan Masa Depan
Gagasan Andreas adalah upaya menjahit masa lalu dan masa depan. Warisan Sriwijaya, kesultanan, dan kolonial tidak hanya menjadi kenangan, tapi modal untuk membangun masa depan yang kreatif dan produktif.
“Sejarah Palembang bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk dihidupkan kembali. Seni adalah jembatannya,” pungkas Andreas.