KetikPos.com – Sorak-sorai di tepian Musi selalu sama: riuh, hingar-bingar, penuh kebanggaan. Tapi di balik gegap gempita Festival Bidar Tradisional 2025, ada kenyataan pahit: menjadi juara tak berarti untung. Sebaliknya, sering kali tetap tekor.
Ardianto, penggiat bidar dari Pemulutan, mengungkapkan perhitungan yang membuat kening berkerut.
Biaya perawatan perahu bidar per tahun: Rp35 juta
Hadiah juara pertama Festival Bidar Tradisional: Rp25 juta
Jumlah kru & pendayung: ± 60 orang
Sponsor rata-rata: maksimal Rp25 juta
“Artinya, menang pun belum balik modal. Belum lagi kalau hadiahnya dibagi ke 60 orang tim. Kalau kalah, ya tambah nombok,” ujarnya dalam Focus Group Discussion (FGD) di BKB, Jumat (15/8/2025).
Kontras dengan Bidar Mini
Ironinya, hadiah di lomba bidar mini justru lebih fantastis. Ada event yang bahkan menyiapkan satu unit mobil untuk juara pertama. Sementara bidar tradisional yang masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 dan sudah jadi atraksi nasional, hadiahnya masih relatif kecil.
“Ini kan aneh, yang tradisional dan jadi warisan budaya justru kalah dihargai dibanding lomba mini yang lebih ke hiburan,” tambah Ardianto.
Karenanya, para penggiat bidar ini bisa mendapat suntikan dana untuk perawatan selama setahun.
Pemulutan: Lumbung Bidar
Daerah Pemulutan saat ini tercatat punya 8 perahu bidar aktif. Setiap festival, seluruh perahu itu diturunkan, menandakan betapa kuatnya tradisi ini mengakar di masyarakat. Tahun ini, total ada 12 tim yang bakal berpacu di Sungai Musi, ditonton puluhan ribu orang dari sekitar Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera, hingga sepanjang bantaran sungai.