pariwisata-kebudayaan

Motif Jumputan, Kapal Selam, dan Imajinasi Kota Hadir di Mural Grafiti Palembang

Senin, 8 September 2025 | 10:53 WIB
seni kriya ditumpahkan di dinding mural (dok)

KetikPos.com – Lomba mural Grafiti yang digelar DKP bersama Gen RD dengan dukungan Pemerintah Kota Palembang, Sabtu (6/9/2025), terus menghadirkan kejutan di berbagai titik. Di kawasan Sekretariat KONI Sumsel, Jalan Jend. Sudirman Palembang, tiga peserta menorehkan karya penuh imajinasi yang memadukan seni kriya, fantasi, dan wajah kota.

Salah satunya adalah karya seniman dari Griya Tuna Kentang, yang menghadirkan seni kriya tumpah di dinding.

Motif kain jumputan dan blongsong ditransformasikan menjadi mural, seakan menegaskan identitas Palembang yang kuat dengan tradisi tekstil khasnya.

Baca Juga: Mural Graviti di Palembang Hadirkan Imajinasi 3 Dimensi: Dari Ampera Malam Hari hingga Maestro Sahilin

Tak jauh dari sana, sebuah mural besar berbentuk kapal selam mencuri perhatian. Tidak sekadar kendaraan laut, kapal selam itu divisualisasikan penuh sesak dengan isi kehidupan—bahkan digambarkan ada “oemoek” (penumpuk muatan) di dalamnya, seolah sedang mengarungi Sungai Musi.

Imaji ini menyatukan dunia nyata dan fantasi, mengajak penonton membayangkan Musi sebagai jalur tak kasat mata yang menyimpan kisah besar.

Kapal selam terdampar di Jalan Jenderal Sudirman (dok)

Cita Rasa Palembang, terpampang di tubuh kapal selam tersebut.

Baca Juga: Dari Vandalisme ke Kanvas Kota: Palembang Ramaikan Lomba Mural Walikota

Selain itu, mural bertema kehidupan kota Palembang juga lahir dari peserta lain. Gedung-gedung, lalu lintas, hingga denyut aktivitas masyarakat tergambar jelas, memperlihatkan Palembang sebagai kota yang terus bergerak antara sejarah dan modernitas.

Ketua DKP Palembang, M. Nasir, menilai mural di titik KONI Sumsel ini punya kekhasan tersendiri.

Baca Juga: Duo Ratu Hadir di Mural Graviti Palembang
“Motif jumputan, kapal selam, sampai wajah kota—semua merepresentasikan Palembang dari sisi berbeda. Ini bukti mural bisa jadi ruang ekspresi yang luas, dari tradisi sampai fantasi,” ujarnya.

Fenomena Palembang ada di tembok (dok)

Sementara Ketua Panitia, Febri Zulian, menyebut keberagaman ide ini justru inti dari lomba mural Grafiti.
“Di satu lokasi saja, kita bisa melihat tradisi, imajinasi, dan potret kota berpadu. Ini membuat mural benar-benar menjadi cermin keragaman Palembang,” katanya.

Halaman:

Tags

Terkini