pariwisata-kebudayaan

Hari Keempat Pekan Seni 2025: Edukasi Tari & Teater Berlanjut, Malam Ditutup Riuh Lomba Hadro

Rabu, 26 November 2025 | 23:29 WIB
Lomba hadro (Dok)

KetikPos.com, Palembang — Pekan Seni 2025 memasuki hari keempat dengan agenda padat sejak pagi. Dua komite—Komite Tari dan Komite Teater—menjadi pengisi ruang edukatif, sementara malam harinya panggung hiburan dipenuhi lantunan ritmis Lomba Hadro yang memukau ratusan penonton.

Lawang Borotan kembali menjadi titik temu para pelaku seni, pengunjung, dan komunitas-komunitas muda yang menjadikan festival ini sebagai ruang bertumbuh.

Workshop tari sabung ayam (Dok)

Komite Tari: Memahami Tari Sabung Ayam dari Ragam Gerak hingga Filosofi

Pagi dibuka dengan registrasi peserta yang memadati area sejak pukul 08.00. Setelah doa dan sambutan Ketua Komite Tari M. Imansyah, sesi dilanjutkan dengan pengenalan narasumber.

Penari dan pengkaji tari Lina Mukhtar menjadi pusat perhatian melalui materi “Tari Sabung Ayam”. Ia memaparkan sejarah, makna simbolik, hingga struktur gerak tarian tersebut.

Peserta kemudian mengikuti praktik langsung, membentuk pola, ritme, dan ekspresi yang menggambarkan dinamika tarian tradisional itu. Suasana menjadi cair dan hangat ketika seluruh peserta menampilkan hasil latihan mereka.

“Workshop ini bukan hanya belajar gerak, tapi memahami karakter dan napas budaya di balik tari,” ujar Imansyah.

 

Komite Teater: Pantomim yang Mengundang Banyak Reaksi

Siang hingga sore hari menjadi milik Komite Teater. Setelah pembukaan, doa, dan sambutan Ketua Komite Teater Hasan, M.Sn, serta sambutan Ketua DKP M. Nasir, ruang kegiatan mendadak hening ketika Wong Gerot tampil dengan pantomim berdurasi 10 menit.

Tanpa dialog, hanya dengan mimik dan gestur tubuh, pertunjukan tersebut justru menimbulkan banyak komentar dan reaksi dari peserta. Sesi apresiasi dan diskusi berkembang hangat, memberi ruang bagi peserta memahami kekuatan bahasa tubuh dalam seni pertunjukan.

Workshop pantomim kemudian berlangsung intens selama satu jam, dipandu narasumber yang memberikan teknik dasar dan improvisasi gerak. Sudarson atau Sonov menjadi narsum yang ramah. Dibantu oleh pemeraga, Soleh dan Bebek. 

“Pantomim adalah seni sunyi yang justru paling bising dalam pesan,” ujar salah satu peserta, memasukkan nuansa reflektif dalam sesi diskusi.

Halaman:

Tags

Terkini