pariwisata-kebudayaan

Teater, Tawa, dan Puisi Bertemu: “Gadis Setengah Zaman” Siap Menggugah Panggung Palembang

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:38 WIB
Teater, Tawa, dan Puisi Bertemu: “Gadis Setengah Zaman” Siap Menggugah Panggung Palembang (Dok)


KetikPos.cok, Palembang — Panggung seni Palembang kembali bersiap menyambut peristiwa kreatif yang tak biasa. Wak Dollar dari Teater Wong Gerot berkolaborasi dengan Alumni Askuter mengumumkan akan menggelar pentas teater bertajuk “Gadis Setengah Zaman”.

Sebuah pertunjukan yang menjanjikan pertemuan lintas ekspresi: teater, monolog, komedi, hingga puisi.
Pentas ini dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 21 Desember 2025, dengan open gate pukul 13.00 WIB hingga selesai, bertempat di Gedung Galeri Cipta Budaya. Lokasi ini dikenal sebagai salah satu ruang penting bagi denyut seni pertunjukan di Sumatra Selatan.
Menurut Wak Dollar, “Gadis Setengah Zaman” bukan sekadar pementasan teater konvensional. Karya ini dirancang sebagai ruang tafsir tentang manusia dan zamannya—tentang kegelisahan, identitas, dan ironi kehidupan yang dibungkus dengan pendekatan artistik lintas genre.
“Kami ingin penonton tidak hanya menonton, tapi ikut merasakan dan merenungkan,” ujarnya.
Keunikan pentas ini semakin kuat dengan kehadiran sejumlah penampil seni dari berbagai disiplin. Blok E- Art Company akan memperkaya panggung dengan eksplorasi artistik mereka. Sementara itu, Nyayu Dena Rosa akan tampil membawakan monolog yang intim dan reflektif.
Nuansa segar juga hadir lewat stand up comedy oleh Wayu Bibo, yang diharapkan menjadi jeda tawa di antara lapisan-lapisan makna pertunjukan. Tak ketinggalan, puisi bersambut yang akan dibawakan oleh Cilu dan Fatimah, menghadirkan dialog puitik yang menyentuh dan kontekstual.
Kolaborasi lintas bentuk ini menegaskan semangat keterbukaan dalam dunia seni pertunjukan Palembang. Teater tidak berdiri sendiri, melainkan bersua dengan humor, puisi, dan ekspresi personal, menciptakan pengalaman menonton yang cair dan dinamis.
Dengan menghadirkan seniman lintas generasi dan disiplin, “Gadis Setengah Zaman” diharapkan menjadi ruang temu gagasan sekaligus perayaan keberagaman ekspresi seni. Pentas ini juga menjadi penanda bahwa ekosistem seni Palembang terus bergerak—berani bereksperimen, menyapa zaman, dan tetap berpijak pada kejujuran artistik.
Bagi penikmat seni pertunjukan, Minggu siang di Taman Budaya Sriwijaya nanti bukan sekadar agenda tontonan, melainkan undangan untuk menyelami cerita, tawa, dan puisi dalam satu panggung yang hidup.

Tags

Terkini