pariwisata-kebudayaan

Capgome di Pulau Kemaro, Antara Lampion dan Kambing Hitam

DNU
Selasa, 31 Januari 2023 | 19:15 WIB
Capgome, tradisi dari Tiongkok yang disebut juga pesta lampion. Di Pulau Kemaro agak beda karena mencampurkan antara tradisi leluhur dan tradisi setempat.



KetikPos.com -- Capgome hari raya tahun baru Cina (tanggal 15 bulan satu), biasanya dirayakan dengan bermacam-macam pawai termasuk barongsai. Capgome adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Istilah Capgome berasal dari bahasa Hokkien "Chap Goh Meh" yang berarti malam kelima belas. Isitilah ini umum digunakan oleh Tionghoa Indonesia dan Malaysia. Di Tiongkok, nama yang umum adalah festival lampion.

Perayaan Capgome telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti H an di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok. Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan.

Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Capgome kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.

Capgome dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan. Pada malam harinya, perayaaan dilanjutkan dengan mengadakan festival lampion. Dalam perayaan Capgome, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa. Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.

Di Palembang, Capgome dilaksanakan di Pulau Kemaro. Tradisi memotong kambing hitam pun dilaksanakan pada malam puncaknya.

Panitia Penyelengara Tjik Harun mengungkapkan berbagai ritual dilaksanakan untuk meminta rezeki, meminta jodoh atau menebak nasib di masa mendatang. "Tahun kelinci, semoga semuanya lancar dan murah rezeki," tambahnya.

Tags

Terkini