Di sisi lain, langkah tim Matahati yang diduga merilis survei tidak kredibel justru mempertegas kesan kepanikan.
Survei ini dinilai sebagai "senjata terakhir" untuk menyelamatkan elektabilitas yang terus stagnan.
Optimisme dan Strategi Konsisten HDCU
Sementara itu, anggota DPRD Sumsel dan tokoh masyarakat, Khairul Matdiah, menyatakan keyakinannya bahwa pasangan HDCU akan memenangkan Pilkada ini dengan selisih suara yang signifikan.
"Kami tetap fokus pada strategi yang sudah berjalan, yaitu bertemu langsung dengan masyarakat, menyampaikan visi, misi, dan program nyata yang bisa menjawab kebutuhan mereka," ungkap Khairul.
Khairul juga menegaskan bahwa tim pemenangan HDCU tidak akan terprovokasi oleh survei abal-abal atau strategi politik negatif lainnya.
"Kami percaya pada kerja keras di lapangan dan respons positif masyarakat yang selama ini luar biasa. Kemenangan ini adalah hasil dari pendekatan yang konsisten dan terukur," tambahnya.
Bahaya Survei Tidak Kredibel Bagi Demokrasi
Survei tidak kredibel seperti yang dirilis oleh tim Matahati tidak hanya mencederai proses demokrasi, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik.
Menurut Adriansyah, langkah ini harus dilihat sebagai pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam politik.
"Manipulasi survei seperti ini hanya akan mencoreng kredibilitas kandidat dan tim pemenangan. Masyarakat perlu diberikan data yang valid dan relevan agar bisa membuat keputusan yang rasional," tutupnya.
Akankah Manipulasi Berbuah Hasil?
Dengan dominasi pasangan HDCU yang semakin sulit dikejar, dinamika menjelang hari pencoblosan diperkirakan akan semakin intens.
Langkah tim Matahati untuk mempublikasikan survei internal yang tidak transparan menunjukkan upaya terakhir untuk memperbaiki citra politik yang melemah.
Namun, pada akhirnya, pilihan rakyat akan ditentukan oleh program, rekam jejak, dan integritas kandidat.
Pilkada Sumsel 2024 ini menjadi pengingat penting bahwa manipulasi politik, dalam bentuk apa pun, hanya akan memperburuk kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Adriansyah, "Publik yang cerdas akan memilih dengan hati dan pikiran, bukan berdasarkan survei manipulatif. Demokrasi yang sehat hanya bisa dibangun dengan transparansi dan integritas."