Drama Pilkada Sumsel 2024: Rivalitas, Fragmentasi Koalisi, dan Narasi Lokal di Tengah Perebutan Hati Pemilih”

photo author
DNU
- Sabtu, 16 November 2024 | 12:15 WIB
HDCU, saat closing dan Cik jang melantunkan dua pantun. (dok)
HDCU, saat closing dan Cik jang melantunkan dua pantun. (dok)

KetikPos.com -- Pilkada Sumatera Selatan (Sumsel) 2024 menjadi ajang adu strategi politik yang menarik perhatian nasional. Tiga pasangan calon (paslon) bertarung dengan dukungan koalisi besar, membawa pengalaman sebagai pemimpin daerah, serta menyuarakan isu kedaerahan dan perubahan.

Namun, di balik rivalitas ini, pecahnya Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus) menjadi sorotan, memunculkan pertempuran internal yang bisa mengubah peta politik Sumsel.

Tiga Kandidat, Satu Visi: Sumsel yang Lebih Baik
1. Herman Deru-Cik Ujang (HDCU):
Gubernur petahana Herman Deru menggandeng mantan Bupati Lahat, Cik Ujang, dengan sokongan enam partai KIM Plus: Nasdem, Demokrat, PKS, PSI, PBB, dan Perindo. Pasangan ini menjanjikan keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan Sumsel.

Baca Juga: LSI: Jelang Pilkada, Posisi HDCU Makin Kokoh, Kian Solid Sulit Dikalahkan

2. Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (MATAHATI):
Mewakili kubu besar lainnya dalam KIM Plus, pasangan Mawardi-Anita diusung oleh Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKB, Hanura, PKN, serta dukungan dari Gelora, Garuda, dan Prima. Mawardi, wakil gubernur petahana, berpasangan dengan Anita, mantan Ketua DPRD Sumsel, yang memperkuat citra pasangan ini sebagai “kandidat rakyat.”

3. Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (E-RA):
Pasangan yang diusung PDI-P ini menawarkan alternatif dengan pengalaman Eddy sebagai Wali Kota Palembang dua periode (2003-2013) dan Riezky sebagai kader muda perempuan PDI-P yang dikenal aktif memperjuangkan isu lingkungan dan sosial.

Survei Elektabilitas: HDCU Masih Memimpin
Litbang Kompas (2-7 November 2024) mencatat elektabilitas HDCU di angka 48,9%, jauh di atas MATAHATI (21,6%) dan E-RA (8,1%). Dominasi HDCU didukung oleh:

Basis Suara Solid: Mayoritas pemilih Nasdem (82,9%) dan Demokrat (52%) mendukung HDCU.
Lintas Dukungan: Pemilih Gerindra (38,7%) dan Golkar (35%) memberikan suara untuk HDCU meski partai mereka mendukung MATAHATI.
Popularitas Tinggi: HDCU dikenal oleh 87% pemilih, melampaui MATAHATI (49,7%) dan E-RA (43,6%).
Namun, peluang masih terbuka bagi dua kandidat lainnya, mengingat 21,3% pemilih belum menentukan pilihan (undecided voters).

Baca Juga: Zikir Akbar Bersatu: Membangun Sumsel yang Religius Bersama HDCU

Narasi Kedaerahan: Identitas yang Membentuk Pilihan
Identitas suku menjadi faktor penting dalam Pilkada Sumsel.

HDCU: Mendominasi dukungan suku Komering (60,7%) dan Jawa (58,6%).
MATAHATI: Memimpin di basis suku Ogan (43,8%).
E-RA: Masih kesulitan menarik dukungan kuat dari basis kedaerahan tertentu.
Meski Anita berasal dari suku Jawa, suara Jawa tetap didominasi oleh HDCU, menunjukkan keunggulan Herman Deru dalam menarik lintas etnis.

Pecahnya KIM Plus: Persaingan Internal yang Memanas
Pecahnya dukungan KIM Plus menjadi dua kubu besar menciptakan rivalitas antara HDCU dan MATAHATI. Gerindra dan Golkar, dua partai besar KIM Plus, gagal menyatukan dukungan untuk satu kandidat. Situasi ini menjadi keuntungan bagi HDCU yang sukses merangkul pemilih lintas partai.

Strategi Kampanye: Tradisional Bertemu Digital
HDCU unggul dalam berbagai pendekatan:

Baliho dan Selebaran (53%): Tetap menjadi metode pengenalan kandidat yang efektif.
Media Sosial (21%): Penggunaan platform digital membantu menjangkau pemilih muda, melampaui MATAHATI (13%) dan E-RA (13%).
Pendekatan Personal: Kehadiran tokoh partai pendukung HDCU di rumah-rumah warga (12,6%) memperkuat kedekatan emosional dengan pemilih.
Undecided Voters: Penentu Akhir Laga

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kejaksaan RI telah Bertransformasi & Mereformasi Diri

Rabu, 19 November 2025 | 12:23 WIB
X