Ketikpos.com -- BRI belum berani menyalurkan KUR jika belum ada instruksi dari pemerintah, disebabkan ada kaitannya dengan pembayaran subsidi bunga KUR.
Pemerintah tidak akan membayarkan subsidi bunga KUR oleh karena tidak pada masa penyaluran KUR yang ditentukan oleh pemerintah.
Salah satu alasan penyaluran KUR tertunda hingga saat ini adalah kuota KUR yang terlalu besar tidak sesuai dengan kapasitas BRI.
Seperti halnya dari tahun 2022 yang terhitung 257 triliun pun tidak habis tersalurkan dan kemungkinan pemerintah diminta mengalihkan kuota penyalurannya ke pihak Bank atau lembaga lain.
" dikutip pada kanal YouTube ENR Project Review.
Seperti dilansir dari Ayojakarta.com, pemerintah menyalurkan dana KUR tahun ini sebesar Rp270 triliun, naik 13 triliun dari tahun sebelumnya, namun pada tahun 2022 penyalurannya tidak mencapai 100 persen.
Diketahui pada tahun 2022, alokasi dana untuk KUR sebesar 257 triliun, namun hingga akhir tahun 2022 tidak tersalurkan secara maksimal.
Bunga KUR sangat ringan karena mendapat subsidi dari pemerintah. Untuk pinjaman pertama sebesar 16 persen, pinjaman kedua 17 persen, dan pinjaman ketiga 18 persen, untuk pinjaman selanjutnya 19 persen.
Bunga KUR saat ini adalah 16 persen, 10 persennya subsidi pemerintah kepada pelaku usaha mikro dan kecil, dan sisanya adalah beban bunga yang harus dibayar masyarakat.
Diinformasikan BAHWA sementara ini BRI belum berani menyalurkan KUR jika belum ada instruksi dari pemerintah, disebabkan ada kaitannya dengan pembayaran subsidi bunga KUR.
Pemerintah tidak akan membayarkan subsidi bunga KUR oleh karena tidak pada masa penyaluran KUR yang ditentukan oleh pemerintah.
Salah satu alasan penyaluran KUR tertunda hingga saat ini adalah kuota KUR yang terlalu besar tidak sesuai dengan kapasitas BRI.
Seperti halnya dari tahun 2022 yang terhitung 257 triliun pun tidak habis tersalurkan dan kemungkinan pemerintah diminta mengalihkan kuota penyalurannya ke pihak Bank atau lembaga lain.