KetikPos.com -- Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) di Sumatera Selatan diguncang oleh skandal suap yang diduga melibatkan dua oknum Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten tersebut, dengan inisial F dan AK.
Kejadian ini mencuat ketika keduanya dilaporkan ke Mapolres OKU pada Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Mereka diduga menerima suap senilai Rp1,340 miliar dengan janji untuk memuluskan jalan seorang calon legislatif (caleg) menjadi anggota DPRD setempat.
Skandal ini menemui titik terang ketika kedua oknum komisioner itu ditemukan berada di kediaman caleg yang dijanjikan pada sekitar pukul 22.00 WIB.
Sebelum kejadian tersebut, keduanya telah terlibat dalam serangkaian pertemuan untuk merundingkan cara menyelesaikan persoalan tersebut.
Caleg yang menjadi korban dalam kasus ini adalah Mirsawati, seorang caleg nomor urut 3 dari Partai Amanat Nasional (PAN) di daerah pemilihan (dapil 1) Baturaja Timur.
Anak Mirsawati, Angga, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan dana sebesar Rp1,340 miliar dengan harapan memperoleh dukungan sebanyak 4.000 suara di dapil 1 Baturaja Timur.
Namun, uang tersebut diserahkan secara bertahap melalui perantara atau orang suruhan yang dikirim oleh F.
"Kami telah memberikan uang tersebut sebelum pelaksanaan Pileg. Uang itu diberikan secara bertahap kepada orang yang ditugaskan bernama Arya, atas perintah dari F. Kami mengasumsikan biaya Rp300 per suara untuk total 4.000 suara," ungkap Angga.
Keluarga Mirsawati merasa dikhianati karena jumlah suara yang diterima jauh dari yang dijanjikan.
Sebagai caleg baru yang sedang berjuang dalam kontestasi pemilihan umum, mereka merasa kecewa dan terpukul dengan tindakan tidak etis yang dilakukan oleh kedua oknum komisioner tersebut.
Mendapati kejadian ini, DPD PAN OKU tidak tinggal diam.
Beberapa fungsionaris DPD PAN OKU segera melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib atas dugaan penerimaan suap yang melanggar hukum.
Kedua oknum komisioner tidak memberikan penjelasan yang memuaskan saat dihadapkan oleh keluarga Mirsawati dan beberapa pengurus DPD PAN OKU di kediaman mereka.