Andreas Dorong Perda Sungai dan RTH: Solusi Krusial untuk Ekosistem Kota Palembang

photo author
DNU
- Kamis, 4 Juli 2024 | 22:39 WIB
Pengamat sosial Kota Palembang, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH dalam talk show Koalisi Kawali Sumsel bertema "Palembang Kota Palembang, Selamatkan Sungai Kota Palembang" di Utopia Cafe (DN/KetikPos.com)
Pengamat sosial Kota Palembang, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH dalam talk show Koalisi Kawali Sumsel bertema "Palembang Kota Palembang, Selamatkan Sungai Kota Palembang" di Utopia Cafe (DN/KetikPos.com)

KetikPos.com – Dorongan pentingnya penyusunan Peraturan Daerah (Perda) tentang sungai dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam menjaga ekosistem sungai di Kota Palembang.

Gagasan tersebut disampaikan pengamat sosial Kota Palembang, Andreas Okdi Priantoro, SE.Ak., SH dalam talk show Koalisi Kawali Sumsel bertema "Palembang Kota Palembang, Selamatkan Sungai Kota Palembang" di Utopia Cafe, Kamis (04/07/24).

"Sungai dan RTH memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan.Kerusakan pada elemen-elemen ini bisa menyebabkan dampak serius seperti banjir, pencemaran air, dan hilangnya ruang hijau yang sangat diperlukan," jelas Andreas dalam paparannya.

Tantangan Lingkungan Perkotaan

Andreas menekankan bahwa usulan Perda ini merupakan respons terhadap peningkatan kerusakan lingkungan di kawasan perkotaan yang berkembang pesat.

"Masalah seperti pencemaran sungai, illegal logging, serta pengurangan ruang hijau akibat alih fungsi lahan menjadi tantangan besar yang harus kita atasi bersama," katanya.

Kurangnya Kepatuhan terhadap Aturan RTH

Dalam penilaiannya, Andreas mencatat bahwa meskipun peraturan daerah telah menetapkan bahwa 30% wilayah kota harus dialokasikan untuk RTH, implementasinya masih jauh dari target.

Banyak pengembang properti yang mengabaikan aturan ini, mengakibatkan berkurangnya lahan resapan air yang kritis.

"Pemerintah harus lebih tegas dalam menegakkan peraturan ini. Jika tidak, masyarakat akan terus menghadapi masalah banjir dan penurunan kualitas lingkungan," ungkap Andreas.

Kolam Retensi Tidak Optimal

Andreas juga menyoroti masalah kolam retensi yang tidak berfungsi dengan baik sebagai salah satu penyebab utama banjir di Palembang.

Kolam-kolam ini, yang seharusnya membantu mengatasi genangan air, tidak terkoneksi dengan baik ke sistem aliran sungai sehingga tidak efektif dalam mengelola air hujan.

"Desain dan pemeliharaan kolam retensi harus ditingkatkan. Saat ini, banyak kolam malah menjadi sumber masalah baru karena tidak mampu menampung air dengan baik," tambahnya.

Degradasi Kualitas Sungai

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X