Protes di Pati, Sinyal Bahaya bagi Pemimpin Daerah, Rico Virnando: Jangan Sampai Sumsel Mengalami Pati Kedua

photo author
- Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:52 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Cinta Rakyat (Gencar) Sumatera Selatan, Rico Virnando, SE (Dok Ist/KetikPos.com)
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Cinta Rakyat (Gencar) Sumatera Selatan, Rico Virnando, SE (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com — Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Cinta Rakyat (Gencar) Sumatera Selatan, Rico Virnando, SE, menilai gelombang protes di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, adalah sinyal bahaya bagi kepala daerah di Sumsel.

Dia menegaskan, kebijakan publik yang diambil tanpa mendengar suara rakyat adalah jalan menuju krisis kepercayaan.

“Peristiwa di Pati adalah bukti nyata. Ketika kebijakan dijalankan secara sepihak dan aspirasi rakyat diabaikan, perlawanan akan lahir. Dan ketika rakyat bersatu, pemimpin harus siap mempertanggungjawabkan setiap keputusannya,” kata Rico dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).

Rico menekankan bahwa kepemimpinan daerah tidak cukup hanya berlandaskan mandat politik, tetapi harus dibangun di atas legitimasi sosial yang diperoleh dari dialog, partisipasi, dan empati.

“Mandat politik bisa dimenangkan di pilkada, tapi legitimasi sosial hanya bisa dijaga lewat komunikasi dua arah. Kepala daerah yang menutup telinga pada suara rakyat sedang mengikis fondasi kekuasaannya sendiri,” ujarnya.

Menurut Rico, Sumsel memiliki modal sosial berupa budaya persaudaraan dan tepo seliro yang tinggi. Namun modal ini akan terkikis jika pemerintah daerah bersikap arogan atau menantang publik.

“Jangan menunggu gelombang protes membesar baru melakukan evaluasi. Dengarkan sejak awal, libatkan masyarakat dalam proses, dan bangun kebijakan yang disepakati bersama. Itu jauh lebih murah biayanya daripada menghadapi konflik,” tegasnya.

Diketahui, unjuk rasa di Pati memuncak pada Rabu (13/8/2025) di depan Kantor Bupati. Ribuan massa membawa keranda mayat dan spanduk bertuliskan “Lengserkan Bupati” hingga “Usut Tuntas KPK”. Situasi memanas ketika Bupati Sudewo menemui massa, yang lalu melempar sandal jepit dan botol air mineral ke arahnya.

Aksi ini merupakan buntut kebijakan kenaikan pajak daerah hingga 250 persen. Meski kebijakan tersebut telah dicabut, warga tetap menuntut Sudewo mengundurkan diri dari jabatan bupati.

“Pesan dari Pati jelas: rakyat yang solid adalah kekuatan politik terbesar. Pemimpin yang tidak peka akan berhadapan dengan kekuatan itu. Sumsel tidak boleh mengulang kesalahan yang sama,” tutup Rico ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X