KetikPos.com, Palembang – Asap memang sudah lama padam, tapi jejak luka kebakaran masih jelas membekas di wajah warga.
Di antara puing dan arang kayu yang berserakan, anak-anak menggenggam tangan ibunya erat-erat, masih terbayang detik-detik api melalap rumah mereka di Kelurahan 3–4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, dan Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II.
Dalam suasana penuh duka itu, kehadiran Putri Azizah Prima Salam, Ketua Kwartir Cabang (Ka Kwarcab) Palembang sekaligus Staf Ahli TP PKK, memberi secercah penghiburan.
Ia datang bukan hanya dengan tangan penuh bantuan, tapi juga dengan hati yang tulus.
Bantuan yang Menyentuh Hati
Berbagai kebutuhan pokok diserahkan langsung: beras, air mineral, mie instan, gandum, hingga perlengkapan lain yang sangat dibutuhkan korban. Namun lebih dari sekadar materi, yang paling dirasakan warga adalah kehadiran seseorang yang mau duduk bersama mereka, mendengarkan cerita pilu, dan menguatkan kembali semangat yang sempat runtuh.
“Bantuan ini sederhana, tapi saya harap bisa meringankan beban bapak dan ibu sekalian. Yang lebih penting, mohon jangan merasa sendiri. Kami hadir di sini bersama warga,” ucap Putri Azizah, suaranya lirih namun penuh keteguhan.
Luka Batin yang Lebih Berat dari Kerugian
Bagi banyak warga, kehilangan rumah bukan hanya perkara kehilangan harta benda, melainkan juga luka batin—kenangan yang hilang, rasa aman yang terguncang, dan masa depan yang mendadak kabur.
Putri Azizah menegaskan, di balik semua kerugian itu, masih ada harapan untuk bangkit.
“InsyaAllah selalu ada jalan keluar. Kita akan bergotong royong membangkitkan kembali semangat warga yang tertimpa musibah ini,” katanya.
Suasana Haru di Tengah Duka
Suasana menjadi haru ketika Putri Azizah memilih duduk di lantai bersama warga, menepuk bahu seorang ibu yang tak kuasa menahan tangis. Anak-anak yang tadi murung pun perlahan berani mendekat, menerima perhatian penuh kasih dari Ka Kwarcab.
Meski sederhana, momen itu memberi kekuatan baru. Warga merasa tidak ditinggalkan, tidak sendirian, dan masih punya harapan untuk memulai kembali kehidupan yang sempat terhenti.
Gotong Royong Jadi Kekuatan
Kebakaran yang melanda dua kawasan padat penduduk ini memang menyisakan kerugian besar. Puluhan jiwa kini harus menumpang sementara di rumah kerabat atau tenda darurat. Namun di balik kepedihan itu, hadirnya kepedulian—baik dari pemerintah, organisasi, maupun masyarakat—menjadi pengingat bahwa gotong royong adalah kekuatan terbesar warga Palembang.