Firnando Ganinduto: Impor Murah Jadi Ancaman Nyata bagi Industri Nasional

photo author
- Senin, 13 Oktober 2025 | 04:39 WIB
Firnando Ganinduto: Impor Murah Jadi Ancaman Nyata bagi Industri Nasional (Dok)
Firnando Ganinduto: Impor Murah Jadi Ancaman Nyata bagi Industri Nasional (Dok)


KetikPos.com, Jakarta — Arus deras barang impor murah, terutama dari Tiongkok dan Thailand, mulai menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan legislator.
Anggota Komisi VI DPR RI Firnando H. Ganinduto mengingatkan pemerintah agar tidak menutup mata terhadap dampak besar yang ditimbulkan pada sektor industri dalam negeri.
“Sangat serius. Baja, semen, tekstil — semuanya kena. Harga produk impor bisa jauh di bawah biaya produksi nasional. Kalau terus dibiarkan dengan bea masuk nol persen, industri kita bisa habis,” ujar Firnando dalam wawancara dengan Jaringan Promedia, Selasa (7/10/2025).
“Proteksi Pintar” Bukan Proteksionisme
Politisi Partai Golkar itu menilai, kebijakan perdagangan nasional perlu diarahkan untuk memperkuat ketahanan industri strategis, bukan sekadar membuka keran impor tanpa batas.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus menetapkan mekanisme pengendalian impor berbasis kebutuhan riil, bukan karena tekanan pasar global.
“Aturannya harus tegas: impor hanya boleh masuk kalau produksi lokal sudah terserap penuh,” tegasnya.
Firnando menolak anggapan bahwa pembatasan impor sama dengan proteksionisme ekstrem. Menurutnya, Indonesia justru memerlukan strategi “smart protection” — perlindungan cerdas yang menjaga keseimbangan antara keterbukaan pasar dan kemandirian industri.
“Saya bukan anti pasar bebas, tapi saya percaya pada proteksi pintar. Negara harus melindungi sektor strategis. Kalau industri dasar kita mati, kedaulatan ekonomi juga mati,” ujarnya.
Firnando mencontohkan negara-negara besar yang sukses menjaga daya saing industrinya dengan kebijakan proteksi terukur.
“Lihat Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang. Mereka semua melindungi baja dan manufaktur mereka. Tanpa itu, mereka tidak akan bertahan,” tambahnya.
Bangun Kemandirian Melalui Hilirisasi
Lebih jauh, Firnando menilai pembatasan impor hanyalah solusi jangka pendek. Untuk keluar dari tekanan global, Indonesia harus memperkuat hilirisasi dan industrialisasi nasional agar memiliki nilai tambah di dalam negeri.
“Kita harus membangun industri yang efisien dan berdaya saing. Jangan hanya jual bahan mentah. Nilai tambahnya harus tercipta di sini,” katanya.
Menurutnya, tanpa langkah tegas memperkuat basis industri dan mengatur arus impor, Indonesia berisiko terjebak sebagai pasar permanen bagi produk asing.
“Negara tanpa industrialisasi dan hilirisasi yang kuat akan terus bergantung pada barang impor. Itu bukan kedaulatan ekonomi,” tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X