Pakar ITB Soroti Pentingnya Keamanan dan Estetika Kabel di Ruang Publik Perkotaan

photo author
DNU
- Kamis, 8 Mei 2025 | 01:41 WIB
kondisi kabel udara yang semberawut di ruas  jalan Sudirman (DN/KetikPos.com)
kondisi kabel udara yang semberawut di ruas jalan Sudirman (DN/KetikPos.com)

Fenomena kabel semrawut di atas jalan bukanlah hal baru di berbagai kota di Indonesia. Selain aspek keselamatan, kondisi ini juga berdampak pada estetika kota yang semakin buruk. Di era urbanisasi modern, tampilan visual kota menjadi faktor penting dalam menciptakan ruang publik yang nyaman dan berdaya saing global.

“Bayangkan jika wisatawan atau investor datang ke kota kita dan melihat kabel kusut bergelantungan di atas jalan. Itu bukan hanya mengganggu pandangan, tapi bisa menjadi representasi dari tata kelola infrastruktur yang buruk,” ujar Dr. Heru.

Baca Juga: Ade Indra Chaniago: Palembang Butuh Perda, Bukan Tiang dan Kabel Semrawut

Meski begitu, beberapa kota besar di Indonesia telah memulai langkah modernisasi dengan menanam kabel di bawah tanah. Namun pendekatan ini tak lepas dari tantangan biaya. Instalasi kabel bawah tanah memerlukan investasi besar serta pengelolaan teknis yang kompleks.

Solusi Jangka Panjang: Multi Utility Tunnel

Untuk menjawab tantangan tersebut, solusi jangka panjang seperti pembangunan Multi Utility Tunnel (MUT) mulai dipertimbangkan. MUT adalah jaringan terowongan bawah tanah yang dirancang untuk menampung berbagai jenis utilitas, seperti kabel listrik, fiber optik, hingga pipa air.

Salah satu wilayah yang akan mengimplementasikan sistem MUT secara masif adalah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Rencana pengembangan MUT di IKN diproyeksikan mencapai lebih dari 20 kilometer panjangnya, menjadi bagian dari desain kota masa depan yang aman, efisien, dan estetis.

Baca Juga: Kabel Udara Semrawut, DPRD Desak Pemkot Tertibkan dan Dorong Perda Terkait Penataan Jaringan Utilitas Terpadu

“Konsep seperti MUT memang memerlukan investasi awal yang besar, tapi akan sangat menguntungkan dalam jangka panjang. Infrastruktur akan lebih terlindungi, mudah diakses untuk pemeliharaan, dan tentu saja kota akan tampil lebih rapi dan indah,” kata Dr. Heru.

Regulasi dan Pengawasan Jadi Kunci

Dalam konteks penataan kabel dan infrastruktur jalan, pakar ITB ini juga menyoroti pentingnya pengawasan yang konsisten dari otoritas pemerintah. “Tidak cukup hanya memiliki regulasi. Harus ada penegakan hukum, pemantauan berkala, serta sanksi tegas bagi pihak yang lalai dalam pemasangan dan pemeliharaan kabel,” tambahnya.

Baca Juga: Kabel Udara Semrawut atau Sarang Laba-Laba dan Menjuntai Bak Ular di Tengah Kota?

Ia juga menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan utilitas, dan masyarakat dalam menciptakan ruang kota yang layak huni. Edukasi publik dan pelibatan warga dalam pengawasan lingkungan sekitar juga berperan dalam menciptakan tata kota yang aman dan nyaman.

Menuju Kota yang Aman dan Nyaman

Permasalahan kabel di atas jalan bukan hanya soal teknis, melainkan juga menyangkut kualitas hidup dan citra kota secara keseluruhan. Dengan penerapan solusi jangka panjang seperti MUT, penegakan aturan yang kuat, serta sinergi lintas sektor, maka ruang-ruang publik di Indonesia bisa menjadi lebih aman, tertata, dan estetis.
Baca Juga: Andreas Okdi Soroti Persoalan Sampah dan Kabel Udara: Saatnya Tata Kota Palembang Dibangun dengan Serius

Penting bagi pemerintah daerah dan pusat untuk menempatkan isu ini dalam prioritas pembangunan perkotaan. Kota yang modern bukan hanya dilihat dari tinggi gedungnya, tapi juga dari seberapa ramah dan aman ruang publiknya bagi warganya. ***

Catatan: Kabel mungkin tampak sepele, tapi ketika salah penanganan, ia bisa jadi ancaman mematikan dan perusak keindahan kota. Jangan tunggu korban jatuh baru bergerak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Sumber: itb.ac.id, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X