Tradisi Ngule sebagai perekat sosial warga
Sungai Loebai sebagai saksi kehidupan tempo dulu
Simpang Tige yang menjadi titik temu perjalanan masyarakat
Kisah Balai Desa yang Tenggelam akibat perubahan alam
Peradaban Leluhur yang membentuk jati diri generasi kini
Selain itu, buku juga dilengkapi dengan versi bahasa lokal Lubai (Kate Pengantat), dokumentasi visual, serta catatan hubungan kekerabatan.
Dukungan Pemerintah Desa
Kepala Desa Beringin Lubai, Beri Prabu Putra, memberikan rekomendasi resmi atas penerbitan buku ini.
“Buku ini penting sebagai sumber informasi sekaligus pengingat bagi generasi muda. Warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk memperkuat identitas kita di tengah arus modernisasi,” ujarnya.
Harapan Penulis
Maryon Loebai menegaskan bahwa kedua buku—Bunga Rampai dan Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan—adalah tonggak awal bagi lahirnya karya dokumentasi budaya berikutnya.
“Sejarah adalah cermin. Kita orang hebat jika paham dan menghargai sejarah. Semoga buku-buku ini menjadi warisan bagi anak cucu serta mendorong semangat melestarikan budaya Beringin Lubai,” ungkapnya.