TRADISI KUPEK TUHUN KE TANAH
Bayi (Kupek) … bayi baru lahir…
Dewasa ini angka pertumbuhan kelahiran di Desa Beringin Lubai cukup tinggi. Kelahiran jabang bayi jantan anak pertama dari anak jantan pertama (sulung) dalam satu keluarga sangat diharapkan dan dinanti-nantikan karena nantinya sang jabang bayi laki-laki atau kupek jantan merupakan penerus jurai keluarga.
Secara normal setelah sembilan bulan sepuluh hari usia kandungan atas izin Allah lahirlah seorang bayi dari seorang ibu yang mengandungnya.
Menurut keyakinan para orang tua, bersamaan lahirnya kupek diikuti ari-ari atau tembunyi sebagai temannya kupek.
Tembunyi harus diurus , dicuci, dibungkus kain putih dan dikubur, biasanya dibawah tangga, atau teras rumah, atau dibuang ke sungai.
Konon menurut keyakinan orang tua dulu, jika dikubur di halaman rumah maka kelak anaknya akan menjadi orang rumahan dan jika dibuang ke sungai akan menjadi anak perantau.
Dalam hal membersihkan tembunyi kupek, tidak boleh dengan tangan kiri, karena dihawatirkan kelak anaknya jadi kidal atau kiri dari lahir.
Namun sebetulnya itu merupakan bahasa halus agar melakukan sesuatu adab yang sopan hendaklah menggunakan tangan kanan.
Secara rasional mencuci ari-ari dengan tangan kiri tidak ada hubungannya dengan kidal, karena kidal merupakan keturunan genetika dari orang tua.
Penulis sendiri sudah membuktikan mencuci ari-ari anak dengan tangan kiri, alhamdulillah setelah anak dewasa tidak kidal.
Ada juga keyakinan jika anak lahir pada malam hari biasanya kelak sudah dewasa akan menjadi anak rumahan dan jika lahir siang hari senang keluar rumah.
Ada bahasa fisik jika bola mata anak besar dan daun telinga lebar, ada kemungkinan pertanda anak cerdas.
Wallahu alam bi sawab…