opini-tajuk

Resiliensi Ekonomi Etis dalam Merespons Dampak Perang Dagang terhadap SDGs di Indonesia

DNU
Jumat, 11 April 2025 | 12:53 WIB
Dr. H. Mohammad Syawaludin. MA Dosen pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang (Dok)

Ekonomi halal yang mengedepankan prinsip thayyib (baik dan berkualitas) secara inheren terintegrasi dengan nilai-nilai ekonomi etis dan keberlanjutan.

Produk halal saat ini telah melampaui konteks religius dan menjadi standar baru dalam konsumsi global, terutama di pasar negara-negara OKI, Timur Tengah, dan bahkan di Eropa serta Asia Timur.

Dengan permintaan global terhadap produk halal yang terus tumbuh, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar memiliki peluang besar untuk memimpin pasar ini melalui pendekatan berbasis nilai sosial dan keberlanjutan.

Di tengah potensi disrupsi rantai pasok akibat perang dagang dan ketegangan geopolitik, ekonomi etis dan halal mendorong kemandirian produksi nasional, penguatan UMKM berbasis komunitas, dan peningkatan nilai tambah ekspor.

Kombinasi keduanya bukan hanya strategi mitigasi ekonomi, tetapi juga arah baru untuk membangun ekonomi yang tangguh, berdaya saing global, dan berbasis nilai.

Oleh karena itu, pengarusutamaan ekonomi sosial-halal menjadi langkah krusial dalam membangun ekosistem ekonomi masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini

Media: Arsitek Realitas di Era Digital

Rabu, 26 November 2025 | 08:12 WIB

Menjaga Wibawa Pendidikan dari Kriminalisasi Pendidik

Jumat, 24 Oktober 2025 | 14:09 WIB

Pelangi Beringin Lubai II: SIMBOLIS HUBUNGAN KEKERABATAN

Selasa, 23 September 2025 | 07:02 WIB

Pelangi Beringin Lubai dalam Kenangan I: Budaya Ngule

Senin, 22 September 2025 | 19:12 WIB

Rusuh: Rakyat Selalu Dipersalahkan, Kenapa?

Jumat, 5 September 2025 | 17:48 WIB

BEDAH ALA KRITIKUS SASTRA

Jumat, 29 Agustus 2025 | 22:28 WIB

BENDERA PUTIH TLAH DIKIBARKAN

Senin, 25 Agustus 2025 | 16:11 WIB