Ketegangan perdagangan yang sebelumnya bersifat teknis berubah menjadi isu politik-ekonomi global, memengaruhi harga komoditas, investasi lintas negara, dan stabilitas ekonomi di negara-negara berkembang.
Dampak dari perang dagang ini tidak hanya terlihat pada penurunan volume perdagangan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, tetapi juga membawa konsekuensi sosial yang serius.
Di banyak negara berkembang, krisis perdagangan memicu pemutusan hubungan kerja, penurunan ekspor, dan berkurangnya pendapatan negara.
Semua ini secara langsung maupun tidak langsung menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan (SDG 1), pekerjaan layak (SDG 8), dan pengurangan ketimpangan (SDG 10).
Kebijakan-kebijakan mana mencerminkan pendekatan ekonomi nasionalistik yang berdampak luas terhadap struktur sosial-ekonomi global, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan luar negeri.
Dalam konteks ini, kajian mengenai alternatif sistem ekonomi berbasis nilai sosial menjadi semakin penting untuk memahami ketahanan sosial masyarakat terhadap tekanan eksternal semacam ini.
Untuk memperjelas arah kebijakan ekonomi pemerintahan Trump yang relevan terhadap isu perang dagang, berikut disajikan ringkasan beberapa kebijakan kunci dan dampaknya:
Kebijakan Ekonomi Era Donald Trump yang Berkaitan dengan Perang Dagang
No. Kebijakan Deskripsi Dampak Sosial-Ekonomi
1 Peningkatan Tarif Impor terhadap Tiongkok (2018–2020) Tarif diberlakukan terhadap lebih dari US$ 360 miliar barang dari Tiongkok Kenaikan harga barang konsumsi, ketegangan diplomatik, dan disrupsi rantai pasok global
2 Penarikan AS dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) Menolak perjanjian perdagangan multilateral yang melibatkan 12 negara Asia-Pasifik Melemahkan posisi AS dalam kerjasama dagang internasional dan menguatkan proteksionisme
3 Revisi NAFTA menjadi USMCA Meningkatkan proteksi untuk industri dalam negeri AS, khususnya otomotif Menguntungkan produsen dalam negeri, tapi mempersulit ekspor negara tetangga seperti Meksiko
4 Penetapan Tarif Baja dan Aluminium (Section 232) Tarif hingga 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium dari negara mitra dagang Mengurangi impor bahan baku industri, memicu balasan tarif dari Uni Eropa dan Tiongkok
5 Pemberlakuan Sanksi Ekonomi dan Pembatasan Teknologi Pembatasan ekspor teknologi ke perusahaan seperti Huawei Memperkuat tensi geopolitik dan memicu ketidakpastian di sektor teknologi global
Perspektif Literatur Kebijakan
Dari sisi kajian literatur apa dampak perang tarif yang di tabuh oleh Amerika Serikat bagi pembanguan berkelanjutan ? dalam beberapa perspektif sosiologi ekonomi, ekonomi politik, dan pembangunan berkelanjutan.
Beberapa temuan penting dari literatur yang relevan antara lain: Perang Dagang dan Ketimpangan Struktural ; Menurut Bown dan Irwin (2019), perang dagang cenderung memperkuat dominasi negara-negara kuat dan melemahkan posisi negara berkembang dalam rantai pasok global.