Pada masanya, ia juga memimpin pengetahuan medis yang terkenal dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikirian.
Namun demikian, selain berpijak pada aspek keilmuan medis dalam pengobatan, Islam telah mengenal juga pengobatan penyakit dengan pendekatan spiritual. Keduanya saling melengkapi.
Para saintis muslim bidang kedokteran selain mendasarkan pada penelitian empiristik, juga menggali berbagai hikmah di adalam Alquran dan Hadis melalui pendekatan spiritual.
Apalagi berdasarkan banyak penelitian, penyakit fisik juga bisa ditimbulkan oleh faktor psikologis, khususnya kondisi spiritual yang buruk.
Menurut American Psychological Association (APA), seseorang yang mengalami stres seringkali mengalami sakit perut.
Bagaimana jika seseorang mengalami stres kronis? Stres kronis yang tidak kunjung diobati dapat melemahkan tubuh dari waktu ke waktu.
Emosi negatif seperti kemarahan ternyata juga bisa memicu serangan jantung dan masalah fisik lainnya.
Baca Juga: Cegah Stunting, Presiden Instruksikan Kemenkes Hentikan Pemberian Biskuit
Dalam tradisi sufi, pengobatan terhadap penyakit dilakukan dengan psiko-terapi sufistik, sebuah pendekatan yang bersifat holistik, yaitu tajriby (observation and experiment), bayany (explanatory), burhany (logic), irfany (intuition).
Artinya, penyakit fisik tidak semata dipotret dari kaca mata medis (keilmuan dan empiristik) semata, tetapi perlu juga dilihat secara spiritual, karena manusia makhluk ruhani.
Alquran sendiri juga disebut dengan istilah "asy-Syifa" atau obat penyembuh, baik lahir maupun batin.
Allah berfirman: "Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman". (QS: Yunus: 57).
Demikian juga Nabi Muhammad saw sendiri mempraktikkan pengobatan melalui pendekatan spiritual: Dari Masruq, dari Aisyah, bahwa Nabi SAW mengobati sebagian keluarganya. Beliau mengusap dengan tangannya yang kanan seraya berdo’a:
“Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah dia. Karena Engkau adalah Dzat yang dapat menyembuhkan, tidak ada kesembuhan (yang hakiki) selain kesembuhan dari-Mu. Dengan kesembuhan yang tidak akan berlanjut dengan kekambuhan”. (HR Bukhari).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa fenomena Ida Dayak sebenarnya telah lama dipraktikkan oleh para Tabib melalui pendekatan alternatif.