KetikPos.com --Astana Pajimatan Himagiri adalah kompleks pemakaman yang memegang peran penting dalam sejarah dan budaya Indonesia, khususnya bagi masyarakat Jawa.
Dalam tulisan ini menjelajahi kekayaan sejarah dan makna religi yang terkandung di dalam kompleks pemakaman ini.
Baca Juga: Ziarah Kubro Kunjungi Makam-Makam Bersejarah di Palembang
Sejarah dan Signifikansi
Dibangun sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi Sultan Agung dan keturunannya, Astana Pajimatan Himagiri memiliki akar yang dalam dalam sejarah Kerajaan Mataram.
Sultan Agung, yang wafat pada tahun 1646, menjadi raja pertama yang dimakamkan di tempat ini, dan kemudian diikuti oleh penerus wangsa Mataram dan keluarganya.
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi Mataram menjadi dua, Surakarta dan Yogyakarta, memberikan kompleks pemakaman ini peran ganda.
Baca Juga: Ziarah Akbar Palembang Darussalam ke Makam Pangeran Kramojayo yang Kini Raib
Di sisi barat, menjadi lokasi pemakaman raja-raja dari Surakarta, sedangkan di sisi timur, menjadi tempat peristirahatan bagi raja-raja dari Yogyakarta.
Astana Pajimatan Himagiri bukan hanya sekadar tempat pemakaman, tetapi juga menjadi pusat ziarah bagi masyarakat Jawa.
Setiap tahun, ribuan orang melakukan perjalanan spiritual ke kompleks ini, sebagai bagian dari tradisi dan kepercayaan mereka.
Baca Juga: Ziarah Akbar ke Makam Pangeran Kramo Jayo, Kadisbud Surati Asit Candra
Pengelolaan dan Pemeliharaan:
Kompleks pemakaman ini dikelola secara bersama oleh Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Para abdi dalem dipercayakan untuk menjaga dan mengelola situs ini, menjadikannya sebagai contoh kerjasama antara dua kekuatan tradisional yang penting dalam sejarah Jawa.
Baca Juga: Perluas Wisata Religi, Indonesia dan Bahrain Jajaki Kerjasama