KetikPos.com -- Di Desa Beringin Lubay, Kabupaten Muara Enim, terdapat sebuah kehidupan yang mengalir dengan kearifan dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Teater Potlot, dengan tekad yang teguh untuk memperkaya dan melestarikan warisan budaya Indonesia, mengangkat betembang Beringin Lubay sebagai pusat perhatian dalam program yang diberi nama "Bersenandung di Perahu Kajang", yang berlangsung pada Minggu, 25 Maret 2024.
Di balik gemerlapnya acara di Kopi Mibar, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang, terdapat suatu perjuangan yang teguh untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya yang hampir terlupakan.
Baca Juga: Lestarikan Sastra Tutur Lahan Basah
Betembang, sebuah bentuk sastra tutur khas Lubay, menjadi pusaka yang diwarisi dari leluhur mereka. Namun, dalam era modern ini, tradisi tersebut hampir meredup, hingga menjadi hamparan sejarah yang hilang di tengah perubahan zaman.
Partisipasi dalam program "Bersenandung di Perahu Kajang" menjadi sebuah panggilan suci bagi maestro Betembang, seperti Moksan Raya Aminoto, Mat Sardin, Nidi Hartono, dan M. Sarkati.
Mereka, sebagai pemegang api suci dari tradisi lama, merasakan tanggung jawab untuk menghidupkan kembali nyanyian-nyanyian Betembang yang hampir sirna di angkasa waktu.
Bersama, mereka membawa semangat baru untuk mengangkat Betembang kembali ke panggung kehidupan masyarakat Lubay.
Dalam cerita-cerita mereka, terpatri kearifan dan kebijaksanaan yang tak ternilai. Betembang bukan hanya sekadar sastra tutur, tetapi juga sebuah pandangan hidup yang memandang alam, manusia, dan kehidupan dengan mata batin yang dalam.
Baca Juga: Warahan dan Rejung: Memahami Kekayaan Sastra Tutur dalam Kearifan Lokal Ogan Komering Ulu Selatan
Dari cerita-cerita ini, kita belajar tentang hubungan yang erat antara manusia dan alam, tentang kekuatan dalam kebersamaan, dan tentang pentingnya menjaga warisan leluhur bagi generasi mendatang.
Melalui program "Bersenandung di Perahu Kajang", Betembang Beringin Lubay bukan hanya menjadi simbol keberanian dalam mempertahankan identitas budaya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki.
Dalam keramaian acara tersebut, Betembang kembali bersinar, mengisi ruang dan waktu dengan pesona dan kearifan yang melekat padanya.
Sebagai sebuah langkah awal dalam upaya pemulihan warisan budaya, "Bersenandung di Perahu Kajang" adalah panggilan kepada kita semua untuk memperkuat dan merawat akar budaya yang telah menghidupi kita sejak zaman dahulu.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.