KetikPos.com - Danau Rakihan, sebuah danau yang mempesona di Sumatera Selatan, tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena legenda yang melingkupinya.
Menurut cerita turun-temurun, Danau Rakihan dulunya adalah sebuah desa yang kaya dan makmur. Penduduk desa hidup dalam kemewahan, tetapi kesombongan dan keserakahan akhirnya menghancurkan mereka.
Cerita dimulai dengan kedatangan seorang nenek tua yang lelah dan lapar ke desa tersebut. Dia meminta air minum dan makanan kepada warga, namun yang dia dapatkan hanyalah hinaan dan cacian.
Merasa tersakiti, nenek tersebut menantang penduduk desa.
Di puncak bukit, nenek menancapkan sebatang lidi ke tanah dan menantang warga untuk mencabutnya. Meski berusaha keras, tidak ada satu pun warga yang berhasil. Sang nenek kemudian dengan mudah mencabut lidi itu, dan seketika air menyembur keluar, menenggelamkan desa dan membentuk Danau Rakihan.
Ada juga mitos lain yang mengatakan bahwa Danau Rakihan terhubung dengan Danau Ranau melalui sungai bawah tanah yang terbentuk oleh lintasan ular besar. Ketika Danau Rakihan surut, Danau Ranau akan meluap, dan sebaliknya.
Potensi dan Manfaat yang Belum Tergarap Maksimal
Di balik legenda dan mitosnya, Danau Rakihan memiliki peran penting bagi masyarakat sekitar.
Danau ini digunakan untuk sistem irigasi, budidaya ikan, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan sebagai tempat rekreasi.
Namun, sayangnya, pengelolaan dan pengembangan objek wisata ini masih minim dan dilakukan secara mandiri oleh warga setempat.
Sejauh ini, fasilitas penunjang wisata di Danau Rakihan sangat terbatas.
Hanya pada hari-hari libur besar seperti tahun baru atau lebaran, danau ini ramai dikunjungi, itu pun kebanyakan oleh warga dari kecamatan-kecamatan terdekat.
Padahal, dengan potensi alam yang meliputi air terjun, pemandian air panas, dan tempat pemancingan, Danau Rakihan bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang menarik wisatawan dari berbagai daerah.
Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Lokal
