KetikPos.com – Dunia perfilman Indonesia kembali diguncang dengan kehadiran film Dulmuluk Dulmalik, sebuah karya fenomenal dari sutradara legendaris Aditya Gumay.
Film ini tak hanya menghadirkan suguhan hiburan horor komedi yang memikat, namun juga mencatat sejarah baru sebagai film pertama yang sepenuhnya menggunakan bahasa Sumatera Selatan. Sebuah inovasi yang memperkaya khazanah budaya Indonesia dalam layar lebar.
Dalam Gala Premiere dan Press Screening yang berlangsung megah di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta, para tamu disuguhi atmosfer yang penuh antusiasme. Tak hanya dihadiri para pemeran film dan selebriti terkemuka, acara ini juga diramaikan oleh tokoh-tokoh penting dari Sumatera Selatan, termasuk PJ Gubernur Agus Fatoni dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Aufa Syahrizal.
Dulmuluk Dulmalik menggabungkan elemen horor dan komedi dengan sangat apik, mengajak penonton menyelami keindahan seni tradisional Dulmuluk, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Alur cerita film ini mengikuti petualangan Dul Muluk (Anwar Fuady) dan cucunya Dul Malik (Bagas Ran), yang terlibat dalam misteri hantu di sebuah Wisma tua di Palembang. Kombinasi ketegangan dan tawa tercipta dengan sempurna, diiringi pesan moral yang kuat tentang anti-bullying dan pentingnya persatuan keluarga.
“Film ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga menjadi jembatan untuk mengenalkan budaya Sumatera Selatan ke seluruh Indonesia.
Menggunakan bahasa daerah di layar lebar adalah langkah besar untuk memperkenalkan kekayaan lokal kita,” ujar Aditya Gumay, dengan penuh optimisme.
Keistimewaan film ini juga terletak pada deretan bintang besar yang terlibat. Selain Anwar Fuady dan Bagas Ran, aktor-aktor legendaris seperti Meriam Bellina, Roy Marten, dan Dwi Yan turut memperkaya karakter yang hidup dalam cerita. Bahkan, PJ Gubernur Agus Fatoni dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aufa Syahrizal ikut tampil sebagai cameo, memberikan warna lokal yang kian kental.
Tak hanya menghibur, Dulmuluk Dulmalik membawa misi budaya yang kuat. Aditya berharap film ini akan mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan serta masyarakat luas. “Kita punya kekayaan budaya yang luar biasa, dan film ini adalah salah satu cara untuk melestarikannya. Saya berharap penonton dari berbagai kalangan dapat menikmati dan memahami pesan mendalam yang kami sajikan,” tambah Aditya.
Budi Sumarno, seorang pengamat film ternama, menyebut film ini sebagai langkah revolusioner dalam perfilman nasional. “Menggunakan bahasa Sumatera Selatan dalam film horor komedi adalah gebrakan luar biasa. Ini membuka peluang bagi lebih banyak bahasa daerah untuk diangkat ke layar lebar, memperlihatkan betapa kayanya budaya kita,” ucapnya.
Dengan tema budaya, pesan moral yang mendalam, dan perpaduan genre yang menghibur, Dulmuluk Dulmalik siap mencuri hati penonton di seluruh Indonesia. Film ini membuktikan bahwa warisan lokal bisa menjadi kekuatan besar di kancah perfilman nasional.(***)