KetikPos.com--Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam (P5H5) di Palembang tahun ini menghadirkan sesuatu yang istimewa. Sebuah pameran foto bertempat di Gedung Kesenian Palembang dari 28 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 menyajikan 63 foto yang menggambarkan perjuangan rakyat Palembang pada tahun 1947. Tak hanya menyoroti heroisme perang, pameran ini juga menghadirkan sisi kemanusiaan yang jarang diperlihatkan dalam narasi sejarah.
Sejarah yang "Bercerita"
Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, menegaskan bahwa peristiwa sejarah seperti P5H5 memiliki banyak dimensi yang patut diangkat. “Dak mungkin kito cerito soal perang bae (tak mungkin kita cerita tentang perang saja). Perang itu ada banyak sisi yang penting untuk ditampilkan. Mangkonyo (karena itu), foto-foto ini bercerita,” ujar Ari.
Foto-foto yang sebagian besar berasal dari arsip Belanda ini memuat berbagai momen, mulai dari persiapan perang, suasana pertempuran, hingga kehidupan pascaperang. Tak hanya itu, beberapa foto menunjukkan interaksi antara tentara Belanda dan masyarakat lokal, seperti berbagi kue, mandi bersama di sungai, atau membantu mendorong mobil mogok. Hal ini menggambarkan dimensi kemanusiaan di tengah konflik.
Sudut Pandang Baru dalam Sejarah
Ketua Dewan Kesenian Sumsel (DKSS), Iqbal Rudianto, mengapresiasi pendekatan unik pameran ini. Ia menyebut bahwa sudut pandang seperti ini jarang diangkat sebelumnya. “Ini menjadi hal yang baru dan penting untuk kita arsipkan. Agar masyarakat bisa melihat sejarah dengan lebih lengkap dan berimbang,” katanya.
Pj Wali Kota Palembang, Dr. Cheka Virgowansyah, turut mengungkapkan kekagumannya terhadap foto-foto yang dipamerkan. Menurutnya, banyak foto yang belum pernah dilihat sebelumnya, memberikan perspektif baru tentang perjuangan rakyat Palembang.
Merawat Memori dan Nilai-Nilai Perjuangan
Koordinator pameran, Marta Astrawinata, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara mengenang P5H5. Selain pameran foto, rangkaian acara mencakup diskusi sejarah, pemutaran film dokumenter, serta kegiatan budaya lainnya. “Kami ingin memberikan perspektif baru kepada masyarakat tentang perjuangan dan kondisi pada masa itu, termasuk melalui dokumentasi yang jarang dilihat sebelumnya,” ujar Marta.
Pameran ini tidak hanya menjadi refleksi sejarah tetapi juga sarana untuk menanamkan kesadaran generasi muda tentang nilai-nilai perjuangan. Marta berharap, melalui pameran ini, masyarakat dapat memahami sejarah secara lebih menyeluruh dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.
Melampaui Perang: Memanusiakan Sejarah
Lewat narasi yang lebih utuh dan berimbang, pameran ini menjadi jendela untuk melihat kompleksitas peristiwa P5H5. Foto-foto yang menampilkan sisi kemanusiaan ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap konflik besar, ada kisah-kisah kecil yang membangun kemanusiaan. Pameran ini, seperti kata Kemas Ari Panji, bukan hanya tentang perang, tetapi juga tentang kehidupan di tengah-tengah perjuangan.