Budaya Midang Tetap Lestari, Gubernur Herman Deru Bangga Warga OKI Teguh Menjaga Tradisi

photo author
DNU
- Rabu, 2 April 2025 | 23:43 WIB
Tradisi Budaya Midang (LUK/KetikPos.com)
Tradisi Budaya Midang (LUK/KetikPos.com)

ketikPos.com – Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, mengungkapkan rasa bangganya terhadap masyarakat Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya di Kayuagung, yang tetap teguh melestarikan adat dan tradisi di tengah kemajuan zaman.

"Budaya kita seharusnya seperti yang ada di Kayuagung ini. Saat Lebaran, masyarakat saling berkunjung, bersilaturahmi, dan mempererat kebersamaan.

Saya bangga melihat Pemerintah dan masyarakat OKI tetap setia menjaga warisan leluhur," ujar Herman Deru saat menghadiri tradisi Midang Bebuke di pelataran Pantai Love, Kelurahan Sidakersa, Kayuagung, pada Selasa (2/4/2025).

Di bawah kepemimpinan Bupati H. Muchendi, Gubernur Herman Deru optimistis OKI akan terus berkembang tanpa meninggalkan akar budaya yang telah menjadi identitas daerah.

"Generasi muda harus bangga dengan budayanya, karena inilah jati diri kita. Saya yakin OKI akan terus melangkah maju," tegasnya.

Bupati OKI, H. Muchendi, menambahkan bahwa Midang bukan sekadar tradisi lokal, tetapi telah menjadi Warisan Budaya Takbenda Nasional.

"Midang bukan hanya milik masyarakat OKI, tetapi juga telah menjadi perekat bangsa. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikannya," ungkap Muchendi.

Melihat antusiasme masyarakat dalam perayaan Midang tahun ini, Muchendi menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang.

"Saya bangga melihat semangat kita semua di sini. Ini bukti bahwa budaya kita tetap hidup dan semakin kuat. Jangan pernah lelah menjaga keberagaman dan kedamaian di Ogan Komering Ilir. Daerah ini adalah contoh nyata dalam melestarikan warisan leluhur demi harmoni di Sumatera Selatan," pungkasnya.

Midang Bebuke yang digelar setiap Lebaran hari ketiga hingga keempat tahun ini berlangsung lebih meriah. Arak-arakan pengantin di sepanjang Sungai Komering menjadi tontonan yang dinanti masyarakat setempat maupun perantau yang mudik.

Selain arak-arakan pengantin dengan busana adat, berbagai lomba adat turut digelar, seperti lomba lagu daerah, seni cang incang (sastra tutur suku Kayuagung), lomba bengian dan maju (penampilan pengantin pria dan wanita terbaik), serta lomba video promosi budaya dari masing-masing kelurahan. (LUK)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X