KetikPos.com — Dengan semangat kolaborasi dan cinta akan kampung halaman, para seniman Palembang meluncurkan slogan pariwisata terbaru yang berbunyi “Mampir ke Palembang”. Slogan ini diusung dalam rangka mendukung geliat pariwisata kota yang dijuluki "Bumi Sriwijaya" melalui kekuatan seni dan budaya.
Peluncuran slogan tersebut digaungkan dalam acara SILATURYTHME, sebuah panggung akbar yang memadukan musik pop daerah, modern, seni puisi, edukasi wisata, dan silaturahmi antar komunitas seni. Acara digelar meriah di Studio 12 Musik & Resto, Jumat malam (27/6), dan menjadi pre-event menuju "PraParade Bunyian" yang akan berlanjut di Lawang Borotan pada akhir Juli mendatang.
“Kami sepakat, bahwa lewat slogan ‘Mampir ke Palembang’, para seniman dapat menjadi ujung tombak promosi wisata kota ini. Tidak harus menunggu festival besar, cukup dari panggung kecil, karya kreatif, hingga media sosial,” ujar Mpit, Ketua komunitas seni Kawan Lamo Galo.
Silaturahmi dalam Irama: SILATURYTHME
Acara ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga ruang berkumpul para penggerak seni dan budaya. Sejumlah komunitas seperti DKP, DKSS, Komunitas Gong Sriwijaya, IBF Chapter Palembang, Gencar, ADO, serta berbagai musisi lintas generasi turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Baca Juga: Menggores Warna, Menyulam Patriotisme – Lomba Lukis & Mewarnai Pahlawan Sumsel Siap Digelar
Nama-nama seperti Tanjack Kurtur, Bendenget, Pal 7 x Mamen, Hasan Gimbal, Ali Goik, Eks KPJ, Acun, Ichang, Mpit Bae, Didit, Just Tonight, MC Rizma, hingga Duobelasesseions tampil menghidupkan panggung dengan beragam genre dan energi.
Tak hanya pertunjukan musik, acara juga menghadirkan berbagai kesenian khas Palembang serta diskusi ringan seputar peran seni dalam mendukung industri pariwisata.
Dukungan Dewan Kesenian dan Pemerintah Kota
Acara turut dihadiri oleh M. Nasir, Ketua Dewan Kesenian Kota Palembang, yang mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah konkret mempererat hubungan antarseniman sekaligus memperkuat identitas budaya Palembang.
"Ini bukan sekadar pagelaran seni, tapi juga bentuk nyata gotong-royong untuk membangun wajah pariwisata yang lebih kreatif dan berbasis lokalitas. Semoga mendapat dukungan penuh dari pemerintah," ujarnya.