Harmoni Budaya Menyapa Gorontalo: Tari Dana-Dana Nusantara Mengukir Kisah Baru

photo author
DNU
- Senin, 28 Juli 2025 | 17:27 WIB
Maestro tari Palembang bersama BPK Wilayah VI dikirim ke Gorontalo (Dok)
Maestro tari Palembang bersama BPK Wilayah VI dikirim ke Gorontalo (Dok)

KetikPos.com— Di tengah lanskap budaya Nusantara yang penuh warna, irama dan gerakan Tari Dana-Dana Nusantara kembali menggema di Provinsi Gorontalo. Melalui rangkaian pelatihan intensif yang berlangsung dari 19 hingga 26 Juli 2024, maestro tari dari berbagai penjuru tanah air bergandengan tangan untuk merajut kembali benang merah tradisi yang kaya makna.

Dalam acara penuh kehangatan dan kreativitas ini, BPK Wilayah VI Sumatera Selatan, dipimpin dengan penuh dedikasi oleh Kristanto Januari, SS, yang didampingi Ajeng Wulandari, menorehkan sejarah baru. Lewat rekomendasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel, mereka mengutus dua sosok seniman berbakat dengan semangat juang tinggi:

Mirza Indah Dewi, S.Pd, sosok inspiratif dari Dinas Pariwisata Kota Palembang sekaligus Ketua Sanggar Anna Kumari, yang membawa aura tradisi Sumsel melalui gerakan elegan tarian Bedana Pengantin.

M. Imansyah, maestro tari Melayu sekaligus Ketua Komite Tari DKP dan Kasta Sumsel, yang turut meramu harmoni antardaerah lewat narasi gerak dan ekspresi mendalam.

Keduanya bukan hanya sekadar instruktur, melainkan penjaga kisah leluhur yang mengalir melalui setiap langkah tarian. Mereka membimbing para penari muda dari Sanggar Molutulo Gorontalo mengenal dan memaknai Tari Bedana Pengantin—sebuah tarian yang bercerita tentang pertemuan dua budaya. Tarian ini, yang awalnya lahir dari pergaulan budaya Islam dengan sentuhan Persia dan Arab, telah berakulturasi dan tumbuh menjadi simbol keakraban dalam ritual "Ngarak Pacar" di Palembang.

Di balik keluwesan gerak dan irama yang dinamis, tersimpan semangat untuk berinovasi. Mirza Indah Dewi mengungkapkan bahwa lagu pengiring tarian telah mendapatkan sentuhan modern melalui aransemen ulang, berkat kolaborasi kreatif dengan arranger Kiagus Ipul dan vokalis berbakat Supratiwi.

“Kami mengimpikan Tari Bedana Pengantin sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, agar tarian ini tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga menginspirasi inovasi seni,” ungkap Mirza dengan mata berbinar.

M. Imansyah pun menambahkan, kehadiran para maestro dari berbagai daerah tak sekadar mengisi waktu, melainkan menjadi wadah pertukaran ide dan pengalaman.

“Pertemuan ini adalah sebuah simfoni budaya. Setiap gerakan menceritakan kisah, dan setiap nada mengajak kita merasakan keindahan warisan leluhur. Inilah saatnya kita mendengarkan suara sejarah yang hidup,” jelasnya.

Tak hanya mencetak prestasi dalam keterampilan tari, event ini menyimpan harapan besar bagi keberlanjutan tradisi. Para penari muda Gorontalo, yang dengan penuh semangat belajar, diharapkan kelak mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengembangkan seni tradisional di tengah arus modernitas.

Selain itu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan kementerian terkait, dianggap sebagai kunci untuk membuka lebih banyak peluang dan fasilitas bagi para pelaku seni. “Kami sering kali menghadapi tantangan dalam pembiayaan dan fasilitas. Dengan dukungan yang lebih konkret, potensi budaya kita dapat bersinar lebih terang di panggung nasional,” imbuh M. Imansyah.

Acara pelatihan ini tak hanya menjadi momentum pembelajaran, tetapi juga titik temu emosional yang menyatukan jiwa-jiwa kreatif dalam mengukir cerita baru bagi Tari Dana-Dana Nusantara. Suasana penuh inspirasi dan kebersamaan itu diharapkan bisa menjalar ke seluruh penjuru Indonesia, menumbuhkan semangat pelestarian seni yang abadi.

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: DNU

Tags

Rekomendasi

Terkini

X