Sungai Musi Berhias: 30 Perahu Motor Hias Ramaikan Festival Bidar 2025

photo author
- Sabtu, 16 Agustus 2025 | 22:15 WIB
Tim Juri Perahu Motor Hias dan sebagian peserta saat technical meeting di Bisa Pariwisata Palembang (dok)
Tim Juri Perahu Motor Hias dan sebagian peserta saat technical meeting di Bisa Pariwisata Palembang (dok)

KetikPos.com – Tak hanya derap dayung bidar yang menghentak, Sungai Musi pada Jumat (15/8/2025) juga berubah jadi kanvas raksasa.

Warna-warni hiasan, bentuk unik, hingga kreativitas masyarakat tumpah dalam Lomba Perahu Motor Hias yang biasanya perahu hias ikut menyemarakkan Festival Bidar Tradisional 2025.

Sejak pagi hingga siang, sedikitnya 30 peserta menurunkan perahu motor yang disulap menjadi karya seni terapung. Ada yang mengangkat tema budaya lokal, ada pula yang menampilkan ikon-ikon modern dengan sentuhan khas Palembang.

Atraksi Baru yang Menarik Wisatawan

Jika bidar tradisional menawarkan adu kecepatan dan kekompakan, perahu motor hias memberi suguhan visual yang memanjakan mata. Ribuan penonton di tepian Musi tampak antusias menyaksikan iring-iringan perahu yang melintas di bawah Jembatan Ampera hingga kawasan BKB.

“Perahu motor hias ini jadi daya tarik baru. Kreativitas warga benar-benar luar biasa, ada yang menghias dengan motif songket, ada juga yang membawa ikon naga dan burung garuda,” ujar salah seorang penonton, Riduan, dengan penuh semangat.

Dari Hiburan Jadi Identitas

Lomba perahu motor hias tidak hanya sebatas kompetisi. Lebih dari itu, ia menjadi medium ekspresi masyarakat tepian Musi. Setiap hiasan adalah cerita: tentang kampung, tentang budaya, dan tentang bagaimana tradisi bisa dibalut dengan sentuhan modern.

“Kalau bidar adalah warisan leluhur, maka perahu motor hias adalah ruang inovasi generasi sekarang. Keduanya sama-sama penting untuk menjaga Musi tetap hidup sebagai pusat kebudayaan,” ungkap budayawan Vebri Alintani yang hadir menyaksikan.

Festival yang Kian Semarak

Dengan hadirnya lomba perahu motor hias, Festival Bidar Tradisional 2025 tidak hanya menghadirkan adu cepat, tetapi juga parade kreativitas. Ribuan penonton mendapat suguhan lengkap: sportivitas di satu sisi, dan pesta visual di sisi lain.

Hanya saja, tahun ini karena efisiensi makanya seharsnya ada kategori BUMN/BUMD kini hanya satu kategori.

Musi pun itu benar-benar tampak berbeda: bukan sekadar sungai, melainkan panggung budaya yang hidup.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X