Satu Hati, Satu Rasa, Satu Jiwa: Panggung Dangdut KKPP Warnai HUT RI ke-80 di Palembang

photo author
- Minggu, 21 September 2025 | 06:57 WIB
peringatan HUT RI ke-80 bersama KKPP  (dok)
peringatan HUT RI ke-80 bersama KKPP (dok)

 

KetikPos.com -- Jalan Merdeka di jantung Kota Palembang sore itu berubah menjadi lautan tawa, musik, dan tarian. Denting kendang dan petikan gitar elektrik mengalun dari panggung yang berdiri gagah di sisi Jembatan Karang, tepat dekat Kantor Walikota. Di sana, Kerukunan Keluarga Pedangdut Palembang (KKPP) menghadirkan pesta rakyat bertema kemerdekaan: “Satu Hati, Satu Rasa, Satu Jiwa.”

Ratusan warga dari berbagai kalangan berkumpul, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Mereka larut dalam alunan dangdut yang tak sekadar hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan.

“Dangdut bukan hanya hiburan, tapi jembatan yang menyatukan,” ujar Ketua KKPP, Kgs H. Riduan, saat membuka acara.

Dangdut sebagai Identitas

Ketua Dewan Kesenian Palembang, M. Nasir, menegaskan peran musik dangdut sebagai bagian dari identitas masyarakat.

“Ia milik semua orang, dari jalanan hingga gedung pertunjukan,” katanya.

Bagi KKPP, panggung ini bukan hanya ajang goyang dan nyanyi bersama, tapi juga penghargaan untuk para pejuang bangsa serta seniman yang menjaga denyut budaya rakyat.

Panggung Rakyat yang Hidup

Sorak sorai semakin riuh ketika OM Musik Dangdut Palembang mulai mengiringi lagu-lagu populer. Tepukan tangan berpadu dengan goyangan penonton, membuat suasana penuh energi. Tak sedikit yang merekam momen ini dengan ponsel, membagikannya ke media sosial dengan tagar #HUTRI80Palembang.

Acara ini digerakkan oleh Hairil Hajidin (Sekjen KKPP) dan Sayid Muhammad (Ketua Harian KKPP), dengan dukungan Sri Arma sebagai Ketua Panitia. Hadir pula tokoh-tokoh lokal: Rini Astuti (Lurah 22 Ilir), Rindu Yosadah SH MH (mewakili Camat Bukit Kecil), Ms Iqbal Rudianto dan Qusoi (Ketua dan Sekretaris DKSS), Ali Goik (Pembina Dewan Kesenian Palembang), Mpit (Ketua Yayasan Kawan Lamo), Cece (Ketua Gong Sriwijaya), serta Ketua komunitas penyanyi jalanan, Loedy.

Kebersamaan lintas komunitas itu membuat slogan acara, “Satu Hati, Satu Rasa, Satu Jiwa”, terasa nyata di lapangan.

Musik yang Menyatukan

Malam kian larut, namun warga tetap bertahan. Suara musik, lantunan lirik, dan semangat kebangsaan berpadu menjadi satu. Di tengah riuhnya tepukan tangan, KKPP mengingatkan: kemerdekaan bukan hanya sejarah, melainkan juga ruang bersama yang terus dirayakan.

Bagi Palembang malam itu, dangdut bukan sekadar hiburan. Ia menjadi bahasa universal untuk merayakan kebebasan, persaudaraan, dan harapan akan Indonesia yang lebih maju.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Rekomendasi

Terkini

X