Jejak Sultan Palembang Menyatu: Zuriat dari Bangka Disambut Hangat di Istana Adat

photo author
- Jumat, 26 September 2025 | 16:01 WIB
 Jejak Sultan Palembang Menyatu: Zuriat dari Bangka Disambut Hangat di Istana Adat (dok)
Jejak Sultan Palembang Menyatu: Zuriat dari Bangka Disambut Hangat di Istana Adat (dok)

KetikPos.com, Palembang -- Suasana hangat menyelimuti **Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam** di Jalan Sultan M. Mansyur, Rabu pagi.

Balai istana yang biasanya tenang mendadak semarak dengan kedatangan seorang tamu istimewa: Raden Median, keturunan langsung Sultan Mahmud Badaruddin II dari Bangka Belitung.

Kehadiran Raden Median disambut penuh penghormatan oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH MKn, didampingi para bangsawan kesultanan, seperti Pangeran Mas’ud Khan dan Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir. Pertemuan ini bukan sekadar temu keluarga, melainkan peristiwa bersejarah yang menyatukan kembali dua garis keturunan yang pernah terhubung erat sejak abad ke-19.
Silaturahmi yang Menghidupkan Kembali Sejarah
Raden Median adalah keturunan dari Sultan Mahmud Badaruddin II melalui **Ratu Ilir**, perempuan bangsawan dari Metok, Bangka Belitung. Dari garis itulah lahir jejak sejarah yang menegaskan kuatnya ikatan Palembang dan Bangka.

> “Kunjungan ini bukan hanya untuk keluarga, tapi juga untuk menyambung sejarah yang sempat terlupakan. Kami ingin warisan leluhur ini kembali hidup, bukan hanya dalam catatan, tapi dalam hubungan nyata,” ujar Raden Median dengan mata berbinar.

Sultan SMB IV menyambut pernyataan itu dengan penuh haru. Ia menegaskan bahwa pernikahan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Ratu Ilir adalah simbol persatuan antarwilayah yang memperkuat identitas budaya Melayu.

 “Hubungan ini adalah jembatan antara Palembang dan Bangka. Kini, tugas kita adalah menjaga jembatan itu tetap kokoh untuk generasi berikutnya,” ungkap Sultan SMB IV.

Pemugaran Makam dan Upaya Pelestarian

Dalam pertemuan itu, Sultan SMB IV juga menyampaikan kabar penting: makam Ratu Ilir dan putranya, Pangeran Prabu Nata Menggala, yang berada di Bangka, tengah dipugar. Rencananya, setelah rampung, akan diadakan ziarah bersama sebagai bentuk penghormatan.

Langkah ini, menurut Sultan, bukan hanya tentang merawat pusara, tetapi juga merawat ingatan kolektif masyarakat terhadap sejarah Palembang Darussalam.

“Dengan merawat makam dan pusaka leluhur, kita sedang menjaga identitas budaya kita sendiri,” tegas Sultan SMB IV.

Pusaka dan Identitas Bangsa
Pertemuan bersejarah ini juga diramaikan dengan diperlihatkannya beberapa pusaka Kesultanan Palembang, di antaranya Sultan Mahmud Baddaruddin II yang dahulu dipakai mengesahkan keputusan penting. juga Alquran Tinta Emas hadiah Kesultanan Turki Usmani, hingga jubah kebesaran Sultan yang sarat makna.
Bagi Raden Median, benda-benda itu bukan sekadar peninggalan keluarga, melainkan warisan bangsa yang tak ternilai.
“Artefak dan dokumen sejarah ini milik kita semua. Kalau dilestarikan dengan baik, bukan hanya menjaga memori, tapi juga bisa jadi daya tarik wisata sejarah bagi masyarakat luas,” ujarnya.
Dari Sejarah Menuju Masa Depan
Bangka Belitung kini tengah berkembang pesat dalam pariwisata dan infrastruktur. Namun, menurut Raden Median, akar budaya tetap perlu dikuatkan agar pembangunan tidak tercerabut dari identitasnya. Hubungan erat dengan Palembang bisa menjadi modal penting untuk mengangkat pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
“Alam Bangka Belitung indah, tapi kalau ditambah dengan penguatan sejarah dan budaya, pesonanya akan semakin lengkap,” kata Raden Median optimistis.
Pertemuan ini pun diakhiri dengan doa bersama, simbol rasa syukur dan tekad untuk terus menjaga tali silaturahmi. Bagi Kesultanan Palembang, pertemuan dengan zuriat Sultan dari Bangka adalah pengingat bahwa sejarah bukan sekadar masa lalu, melainkan fondasi untuk masa depan.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X