KetikPos.com, Palembang – Halaman Kantor Wali Kota Palembang pagi itu mendadak riuh bukan oleh rapat birokrasi, melainkan derai tawa dan senyum pengantin.
Sebanyak 44 pasang pengantin berbalut busana indah resmi dilepas dalam acara nikah massal yang digelar Pemerintah Kota Palembang bersama Pengadilan Agama Kelas I Palembang.
Tak seperti prosesi pernikahan pada umumnya, pasangan-pasangan ini diarak menggunakan sembilan mobil odong-odong warna-warni yang dihias meriah. Diiringi marching band, arak-arakan itu seolah menjelma menjadi pesta rakyat: warga berjejer di pinggir jalan, anak-anak melambaikan tangan, dan kamera ponsel sibuk mengabadikan momen langka.
Dari Formalitas ke Kepastian Hukum
Sekretaris Daerah Kota Palembang, Aprizal Hasyim, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar seremoni meriah. “Buku nikah memberi kepastian hukum. Pasangan ini kini diakui negara dan punya dokumen resmi,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan nikah massal akan menjadi agenda tahunan. “Arahan Pak Wali Kota jelas, ini bentuk kepedulian nyata,” ujarnya.
Pasangan Lama, Pasangan Baru
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, M. Ichsanul Akmal, menjelaskan bahwa dari 44 pasangan, 43 merupakan pasangan lama yang sudah menikah secara agama namun belum memiliki dokumen resmi, sementara 1 pasangan adalah benar-benar pengantin baru.
“Dengan tercatat secara negara, pasangan bisa mengurus hak anak, warisan, dan administrasi lain. Jadi manfaatnya besar sekali,” tegas Ichsanul.
Antara Haru dan Tawa
Di tengah keramaian, ada kisah haru yang terselip. Sepasang lansia berusia di atas 60 tahun tampak menggenggam tangan erat, matanya berkaca-kaca. “Akhirnya resmi juga, setelah puluhan tahun hanya menikah siri,” ucap sang suami lirih, disambut tepuk tangan warga sekitar.
Sementara itu, pasangan muda yang baru menikah tampak malu-malu saat difoto, lalu tersenyum lebar ketika anak-anak kecil di pinggir jalan bersorak memanggil mereka.
Pesta Rakyat di Tengah Kota
Dari pelataran Pemkot hingga menuju Hotel Swarna Dwipa tempat resepsi, arak-arakan nikah massal ini terasa lebih seperti karnaval budaya ketimbang acara formal pemerintahan.
Meriah, sederhana, sekaligus penuh makna. Program ini tidak hanya melegalkan status pernikahan, tetapi juga menghadirkan momen kebersamaan, gotong royong, dan kebahagiaan kolektif bagi warga Palembang.