Peluncuran Buku “Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7–19 Masehi”, Fadli Zon : Bukti Kita Memiliki Peradaban yang Kuat

photo author
- Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:13 WIB
Foto bersama Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Dr. Restu Gunawan (Dok Ist/KetikPos.com)
Foto bersama Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Dr. Restu Gunawan (Dok Ist/KetikPos.com)

KetikPos.com - Peluncuran buku “Keramik Cina Temuan Sungai Musi Abad 7 sampai dengan 19 Masehi” karya Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. sekaligus diskusi publik bertema “Sungai Musi Sebagai Pusat Peradaban Kuno Nusantara” berlangsung di Ruang Prof. Djuaini Mukti, Gedung UPT Bahasa, Universitas Sriwijaya (Unsri) Bukit Besar Palembang, Senin (20/10/2025).

Kegiatan ini dihadiri zoom oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Rektor Unsri Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si, serta sejumlah akademisi, peneliti, dan pemerhati sejarah.

Fadli Zon mengungkapkan rasa syukur atas peluncuran buku yang merupakan hasil riset panjang terhadap ribuan temuan keramik di sepanjang aliran Sungai Musi.

 “Dengan diluncurkannya buku ini, kita menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki akar peradaban yang kuat. Semoga benda-benda bersejarah ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Dr. Restu Gunawan menegaskan bahwa Sungai Musi merupakan salah satu sungai peradaban penting di Nusantara yang menyimpan banyak peninggalan arkeologi.

 “Dalam koleksi Pak Menteri saja ada sekitar 4.000 artefak keramik asal Cina. Itu baru dari satu periode. Belum termasuk peninggalan era Hindu, Buddha, dan Islam,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya penyelamatan dan pelestarian situs-situs arkeologi Sungai Musi, termasuk kemungkinan pembangunan museum khusus di Palembang.

 “Peluncuran buku ini diharapkan mendorong generasi muda melakukan riset dan penelitian lanjutan untuk memperkaya khazanah kebudayaan dan memperkuat sejarah Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya,” tambahnya.

Restu juga menyebut bahwa hingga kini, lokasi pasti pusat Kerajaan Sriwijaya masih menjadi misteri yang perlu diteliti lebih dalam.

“Ini pekerjaan besar, bukan hanya bagi kementerian, tapi juga bagi pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas sejarah. Harus ada riset yang konsisten dan mendalam dari sini,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor Unsri Prof. Dr. Taufiq Marwa menyatakan komitmen Unsri untuk terus berperan aktif dalam riset dan pelestarian peninggalan sejarah.

“Unsri sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab memfasilitasi penelitian dan pelestarian situs sejarah, termasuk temuan-temuan keramik di Sungai Musi,” katanya.

Menurutnya, berdasarkan analisis arkeologi, keramik-keramik yang ditemukan berasal dari berbagai dinasti seperti Dinasti Ming dan Dinasti lainnya, ini yang menunjukkan adanya aktivitas perdagangan internasional di Sungai Musi sejak berabad-abad lalu.

 “Penemuan ini bisa menjadi bukti adanya aktivitas ekonomi dan budaya pada masa sebelum, saat, dan sesudah era Sriwijaya,” ujarnya.

Prof. Taufiq juga mengungkapkan rencana Unsri untuk membuka program studi baru yang berfokus pada sejarah dan arkeologi lokal, agar pelestarian dan penelitian kebudayaan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X