“Saat Musik Daerah Kembali Bernapas: Bedah Musik Sumsel 2025 di Bucin Cafe”

photo author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 07:45 WIB
Kegiatan Bedah Musik Daerah Sumsel 2025 menjadi ruang bertemunya generasi muda dan pegiat budaya untuk menghidupkan musik tradisional. (Dok)
Kegiatan Bedah Musik Daerah Sumsel 2025 menjadi ruang bertemunya generasi muda dan pegiat budaya untuk menghidupkan musik tradisional. (Dok)

KetikPos.com, Palembang-- Upaya pelestarian musik tradisional Sumatera Selatan kembali diperkuat melalui kegiatan Bedah Musik Daerah Sumatera Selatan 2025 bertema ‘Melodi Budaya, Irama Identitas’.

Kegiatan ini digelar di Bucin Cafe, Rabu (10/12/2025).

Even mempertemukan seniman, komunitas musik, dan pemangku kebijakan untuk membahas strategi menghidupkan kembali lagu-lagu daerah Palembang dan Sumsel di tengah dominasi musik modern.”

Acara ini digelar untuk menghidupkan kembali lagu-lagu daerah Palembang dan Sumsel yang selama ini kurang mendapat ruang di tengah dominasi musik modern

Acara ini digelar untuk menghidupkan kembali lagu-lagu daerah Palembang dan Sumsel yang selama ini kurang mendapat ruang di tengah dominasi musik modern.
Dukungan terhadap kegiatan ini diberikan Balai Pelestarian Kebudayaan. (BPK) Wilayah VI Sumsel melalui dana fasilitasi.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel yang diwakili Vinita citra Kabid dokomentasi, Ketua DKP M. Nasir beserta jajaran, Kepala SMA Muhamadiyah 2, Perwakilan Forwida Sumsel, anggota TACB Palembang Dr Kms Ari Panji, Ketua Yayasan Lacak Budaya Sriwijaya Hasan, Ketua Komunitas Gong Sriwijaya Cheirman, Gubernur IBF Sumsel Beng Beng, serta para seniman dan budayawan.


Perwakilan dari Disabdpur Sumsel aenegaskan bahwa pemerintah ingin mendorong lagu-lagu daerah kembali dekat dengan masyarakat. “Generasi muda lebih mengenal lagu kekinian. Karena itu, kegiatan seperti ini penting untuk mengangkat minat masyarakat terhadap musik daerah,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar musik tradisional diperdengarkan di ruang publik sebagai identitas budaya Palembang. “Kita ingin orang yang baru tiba langsung merasakan nuansa khas Palembang melalui musik daerah,” tambahnya.

Ketua Umum Yayasan Kawan Lamo, M Fitriansyah alias Mpit Bae, mengatakan gagasan ini sudah lama dirancang dan terealisasi setelah pihaknya menggandeng Balai Pelestarian Kebudayaan.

Penyerahan album lagu daerah karya Wanda Lesmana kepada siswa  SMA Muhamadiyah yang jadi peserta bedah lagu daerah
Penyerahan album lagu daerah karya Wanda Lesmana kepada siswa SMA Muhamadiyah yang jadi peserta bedah lagu daerah (Dok)

Event Palembang

“Tiga rangkaian kegiatan digelar mulai Senin (8/12), dilanjutkan 10 Desember di Bucin Cafe dan ditutup 12 Desember di Cafe 12,” jelasnya.

Menurut Mpit Bae, kegiatan ini menjadi gerbang awal untuk mengedukasi para pelaku musik, baik senior maupun generasi baru. “Banyak komunitas belum memahami musik daerah. Ini langkah awal agar musik tradisional bisa kembali ‘blow up’, bukan hanya musik luar yang mendominasi,” tegasnya.


Musisi Wanda Lesmana yang turut hadir memberikan apresiasi. Ia mengungkapkan tengah merampungkan album berisi 11 lagu bertema Sumatera Selatan, termasuk “Rentak Palembang”, “Gindu” (karya Vebri Al Lintani), dan “Rumpak Rumpakan”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Admin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X