KetikPos.com -- Menara Air, atau Kantor Ledeng, kini menjadi Kantor Walikota Palembang.
Palembang, kota yang kaya akan warisan sejarahnya, menyimpan salah satu peninggalan berharga yang menjadi saksi bisu pembangunan, yaitu prasasti yang berbicara tentang pembangunan Kantor Ledeng.
Prasasti ini, tertempel di dinding kantor yang megah, menjadi portal waktu yang membawa kita kembali pada masa pembangunan monumental ini.
Baca Juga: Dari Menara Air ke Kantor Walikota
Dalam huruf yang kokoh dan tegas, prasasti itu mengungkapkan keputusan Dewan Kota Palembang pada tanggal 8 Maret tahun 1928, di masa pemerintahan Walikota DE E Jle Coco Darmandville.
Keputusan tersebut menjadi batu loncatan penting dalam menjawab kebutuhan pokok masyarakat, yakni penyediaan pasokan air minum.
Prasasti ini mengisyaratkan tentang tantangan besar yang dihadapi oleh Dewan Kota dan warga Palembang pada masa itu.
Baca Juga: Tiga Bangunan Tua Diusulkan Jadi Cagar Budaya
Kondisi air minum yang kurang memadai menjadi sorotan utama, dan Dewan Kota berjuang mencari solusi yang tepat untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat.
Kisah tak terlupakan ini semakin mendalam pada tanggal 26 Agustus tahun berikutnya, di bawah pemerintahan Walikota DRCAF J Nessel van Lissa.
Dewan Kota memutuskan untuk lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan air minum; mereka memutuskan untuk merancang simbol keberlanjutan dan kemajuan kota.
Dengan tekad bulat, Dewan Kota memutuskan untuk menyatukan Menara Air dengan sebuah bangunan baru yang akan menjadi pusat pemerintahan, menciptakan harmoni antara fungsi praktis dan simbolisme yang mendalam.
Baca Juga: Jejak Sejarah Kantor Walikota Palembang: Dari Masa ke Masa
Pemimpin proyek, Ir SSNuijf, melibatkan Hollandse Beton Mij. dalam merealisasikan visi tersebut, menghadirkan arsitektur yang mencerminkan kemajuan dan keindahan.