KetikPos.com -- Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II, Kesultanan Palembang-Darussalam menghadapi tantangan besar dari penjajah Eropa.
Kesultanan ini berjuang keras melawan Britania dan Belanda yang berusaha menguasai wilayah Palembang. Sultan Mahmud Badaruddin II memainkan peran utama dalam memimpin perlawanan melawan penjajahan.
Perang Menteng dan Periode Penangkapan:
Perang Menteng merupakan salah satu konflik terbesar yang melibatkan Palembang dalam perlawanan terhadap penjajah.
Baca Juga: Melacak Jejak Sejarah yang Mengagumkan di Museum SMB II di Tepi Sungai Musi
Pada tahun 1821, setelah berbagai pertempuran dan negosiasi, Belanda berhasil secara resmi menaklukkan Palembang.
Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap dan diasingkan ke Ternate, sebuah peristiwa yang mencerminkan pahitnya konsekuensi perlawanan melawan penjajahan.
Nama Diabadikan dan Gambar di Uang Rupiah:
Prestasi dan perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II diabadikan dalam sejumlah bentuk, termasuk pemberian nama Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Selain itu, gambar Sultan tersebut digunakan sebagai hiasan pada pecahan uang rupiah pecahan 10.000-an, meskipun hal ini mengundang kontroversi terkait hak cipta.
Baca Juga: Museum Sultan Mahmud Badaruddin II: Memetakan Perjalanan Sejarah di Balik Gedung Bersejarah
Konflik Diplomatik dan Keputusan Sulit:
Sultan Mahmud Badaruddin II dihadapkan pada situasi diplomatis yang rumit di mana kesultanan harus membuat keputusan sulit dalam menjaga keseimbangan antara Britania dan Belanda.
Meskipun berusaha mempertahankan netralitas, realitas politik dan militer membuat Sultan Mahmud Badaruddin II terlibat dalam kerja sama dengan Britania pada beberapa kesempatan.