KetikPos.com -- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, yang megah berdiri di tepi sungai Musi, bukan hanya sekadar tempat penyimpanan artefak, melainkan suatu titik fokus untuk memahami dan menghargai kekayaan sejarah Palembang.
Dengan menghadirkan koleksi-koleksi mulai dari arkeologi, etnografi, biologi, seni, hingga numismatik, museum ini menyuguhkan perjalanan melalui berbagai era yang membentuk identitas dan peradaban kota ini.
Mata Uang dan Numismatik: Melacak Sejarah Kehidupan Ekonomi
Pentingnya mata uang sebagai cermin kehidupan ekonomi diungkapkan melalui koleksi numismatiknya. Museum ini bukan hanya memamerkan koin dan mata uang dari berbagai masa, tetapi juga menawarkan informasi mendalam tentang sejarah penggunaan mata uang di Palembang.
Baca Juga: Museum Sultan Mahmud Badaruddin II: Memetakan Perjalanan Sejarah di Balik Gedung Bersejarah
Dari koleksi ini, pengunjung dapat menggali wawasan tentang sistem perdagangan dan aktivitas ekonomi yang membangun kekayaan kota.
Peninggalan Sejarah: Dari Foto Prasasti hingga Patung Buddha Kuno
Peninggalan sejarah yang mencakup foto-foto prasasti Kedukan Bukit, patung Buddha kuno, dan Amarawati Ganesha menjadi jendela menuju masa lalu yang kaya akan kebudayaan dan spiritualitas.
Museum ini menciptakan narasi yang memadukan berbagai elemen, dari seni hingga religi, yang membentuk kerangka sejarah Palembang.
Era Sultan Mahmud Badaruddin II: Penguasa dan Pembangun
Sultan Mahmud Badaruddin II, penguasa Palembang dari 1803 hingga 1821, meninggalkan jejak kuat dalam sejarah.
Museum ini mempersembahkan koleksi yang menggambarkan perannya sebagai pemimpin dan pembangun.
Informasi tentang era Sultan Mahmud Badaruddin II melibatkan pengunjung dalam pemahaman lebih mendalam tentang perkembangan kota dan pengaruhnya terhadap sejarah Indonesia.
Dari Istana ke Museum: Transformasi Bangunan yang Menakjubkan
Awalnya dikenal sebagai Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, bangunan ini dan Masjid Agung Palembang menjadi saksi perubahan zaman.
Baca Juga: Masjid Ki Merogan: Pesona Sejarah dan Pintu Masuk Melihat Masa Lalu
Mula-mula dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau SMB I, istana ini beralih fungsi menjadi tempat tinggal untuk tentara kolonial Belanda setelah kedatangan mereka pada abad ke-17.
Kemudian, dengan pengorbanan yang luar biasa, istana ini bertransformasi menjadi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, membawa bersama sejarah dan warisan Palembang yang tak ternilai.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.