Baca Juga: Kiai Muara Ogan (Ki Marogan) dan Sultan Susuhunan Abdurrahman: Warisan Keagamaan dan Kepemimpinan
Perang Sungai dan Pertempuran Terakhir:
Pertempuran Sungai Musi menjadi babak terakhir dalam perlawanan Palembang.
Sultan Mahmud Badaruddin II memimpin perbentengan yang tangguh di sepanjang sungai, menciptakan hambatan besar bagi serangan Belanda.
Meskipun perlawanan Palembang berhasil menghentikan beberapa serangan, pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II tetap tidak terhindarkan.
Baca Juga: Lawang Borotan (Gerbang Sisi Barat) Benteng Kuto Besak: Monumen Kejayaan dan Perjuangan Palembang
Pengasingan dan Masa-masa Akhir:
Sultan Mahmud Badaruddin II mengalami masa pengasingan yang panjang di Ternate setelah jatuhnya Palembang.
Meskipun mengupayakan kembali ke Palembang, Sultan tersebut menghadapi kendala dan kekalahan yang menyakitkan.
Pada tanggal 26 September 1852, Sultan Mahmud Badaruddin II meninggal dunia di Ternate, menutup babak hidupnya yang penuh perjuangan.
Baca Juga: Menikmati Keunikan Castello Subang: Benteng Kremlin Moskow di Tengah Kabupaten Subang
Sejarah Sultan Mahmud Badaruddin II menyoroti perjuangan yang kompleks dan kontradiktif di tengah tekanan penjajahan Eropa.
Meskipun mengalami kekalahan dan pengasingan, perlawanan tersebut menciptakan warisan perjuangan dan semangat kemerdekaan yang tetap hidup dalam sejarah Indonesia.