Pada kesempatan yang sama kami sempat berbicara juga dengan Ketua Penggalangan Dana API Pusat Basrizal Al Bara, yang juga menyayangkan hal ini terjadi, karena keberadaan API salah satunya adalah untuk menjadi tempat referensi dan konsultasi tentang Pekerjaan Patung, Monumen dengan nilai artistik yang tinggi.
Beliau juga menyarankankan, agar penetapan anggaran harus disesuaikan dengan spesifikasi bahan, nilai artistik yang berkaitan erat dengan rekam jejak dan keahlian Seniman Patung yang akan mengerjakannya.
Baca Juga: Rumah Singgah Soekarno di Palembang Masih Terawat dan Kokoh
Bukan menilai pembangunan tersebut sama dengan mengerjakan infrastruktur biasa.
Apalagi ini menyangkut Patung Sukarno menyangkut maruah Bangsa Indonesia.
Ketika dikerjakan tidak mirip, maka akan sangat memalukan.
Setelah itu kami juga menghubungi Edo Pop, seniman lukis asal Sumsel yang namanya sudah mendunia, dan mengungkapkan hal senada, malah lebih keras bersuara agar proyek ini diusut. Karena sejak awal sudah tidak transparan, dan menimbulkan rasa malu bagi seniman dan masyarakat Sumsel.