pariwisata-kebudayaan

Membangun Jembatan Budaya: Memelihara Kearifan Lokal Melalui "Bersenandung di Perahu Kajang" di Tepi Sungai Musi

DNU
Rabu, 27 Maret 2024 | 20:45 WIB
sastra tutur senjang dan incang-incang (instagram @menjagapesanleluhur)

Melalui perahu kajang, kita diajak untuk merenungkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan kehidupan.

Partisipasi para maestro sastra tutur dari berbagai daerah, termasuk Desa Beringin di Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menggambarkan keragaman budaya yang menjadi kekayaan Indonesia.

Ditampilkan Mat Sarden, Mat Sarkati, Nidi Hartono, dan Moksan Raya Aminoto. Keempatnya mastero Betembang.

Juga ada Amrullah, maestro senjang dari Sekayu, Muba.

Sementara dari Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya desa Menang Raya, Pedamaran ada Komala Sari dan Rusminah   

Dalam kisah-kisah mereka, tersemat nilai-nilai kehidupan yang menginspirasi, serta semangat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah diberikan oleh nenek moyang.

Dalam sebuah era di mana modernitas sering kali mengaburkan nilai-nilai tradisional, program "Bersenandung di Perahu Kajang" adalah sebuah panggilan untuk kembali ke akar-akar budaya yang telah membentuk identitas kita sebagai bangsa.

Melalui puisi-puisi yang indah dan cerita-cerita yang mendalam, Teater Potlot tidak hanya menciptakan hiburan, tetapi juga membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan, kebudayaan, dan kearifan lokal yang menghiasi tepian Sungai Musi.

Baca Juga: Memelihara Tradisi Budaya Sahur di Berbagai Penjuru Nusantara: Sebuah Perjalanan Melalui Ragam Tradisi

Sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan, program ini memberikan kita pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga dan merayakan warisan budaya kita, sekaligus menyadarkan kita akan keindahan yang tersembunyi di sepanjang aliran sungai yang mengalir abadi.

Halaman:

Tags

Terkini