pariwisata-kebudayaan

Eksplorasi Mendalam atas Makna dan Keunikan Masjid Mohammad Cheng Ho di Surabaya dan Palembang

DNU
Jumat, 29 Maret 2024 | 18:07 WIB
Masjid Ceng ho Sulsel (tangkapan layar instagram @bahar_koffiekage_street_cafe)

 

KetikPos.com -- Di balik sederetan dinding yang mungkin terlihat biasa, tersembunyi sebuah kisah yang kaya akan makna dan kekayaan budaya.

Masjid Mohammad Cheng Ho, baik yang berada di Surabaya maupun di Palembang, memancarkan pesona yang tak terukur dari dalam hati komunitas Muslim Tionghoa di Indonesia.

Meskipun dimensi fisiknya relatif kecil, dengan ukuran 11 x 9 meter, kehadiran mereka menjadi panggung untuk merayakan keragaman, pluralisme, dan toleransi agama yang membanggakan.

Masjid Mohammad Cheng Ho di Surabaya, terletak di Jalan Gading, tidak hanya menjadi tempat ibadah biasa.

Baca Juga: Jejak Bersejarah Kampung Cina Bengkulu: Memelihara Warisan Budaya dan Kearifan Lokal

Ia adalah tempat bersejarah, tempat di mana para Muslim Tionghoa berkumpul untuk beribadah, berbagi cerita, dan merajut hubungan kebersamaan.

Didirikan pada tahun 2002 oleh tokoh-tokoh Pembina Imam Tauhid Islam (PITI), masjid ini adalah penanda kekayaan budaya dan toleransi agama di Indonesia.

Dengan arsitektur yang mengingatkan pada keindahan kelenteng Tionghoa, masjid ini menjadi magnet bagi para wisatawan Muslim, terutama selama bulan Ramadan, ketika kunjungan dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, dan Cina meningkat tajam.

Baca Juga: Mendirikan Simbol Kemerdekaan: Kisah Para Pendiri Masjid Istiqlal, Diwarnai Perdebatan soal Lokasi

Sementara itu, Masjid Mohammad Cheng Ho di Palembang juga membawa peranan yang sama pentingnya dalam menyatukan keragaman budaya dan sejarah yang gemilang.

Terletak di kawasan Jakabaring, masjid ini bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga keberagaman budaya yang dijunjung tinggi.

Diinisiasi oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), pendirian masjid ini merupakan penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho, seorang tokoh perang dan pelaut Tiongkok yang beragama Islam.\

Baca Juga: Jam Matahari: Artefak Bersejarah di Halaman Masjid Agung Palembang

Meskipun baru diresmikan pada tahun 2008, masjid ini telah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Halaman:

Tags

Terkini