KetikPos.com -- Kawah Tengkurep, suatu kompleks pemakaman yang terhampar di bawah langit Kota Palembang, bukan semata sebuah kuburan.
Lebih dari itu, kawasan ini merupakan harta karun tak ternilai, menyimpan jutaan cerita tentang kejayaan masa lalu dan keteguhan spiritualitas.
Tempat yang diperuntukkan bagi raja, abdi dalem, dan keturunan mereka ini bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, melainkan tumpuan kehormatan bagi legenda dan sejarah kesultanan yang dulu berdiri megah.
Baca Juga: Ziarah Kubro Kunjungi Makam-Makam Bersejarah di Palembang
Dibangun pada tahun 1728, makam ini tak hanya menjadi sebuah monumen bersejarah, melainkan sebuah saksi bisu atas gemerlapnya zaman kerajaan.
Kubah hijau yang memayungi kuburan-kuburan itu, memberikan sentuhan magis pada kompleks pemakaman, dan dari sana lahirlah nama "Kawah" Tengkurep.
Kata "Kawah" yang menggambarkan alat memasak yang besar dan kata "Tengkurep" yang merujuk pada posisi terbalik, menjadi metafora yang menceritakan keunikan tempat ini.
Baca Juga: Ziarah Akbar Palembang Darussalam ke Makam Pangeran Kramojayo yang Kini Raib
Di balik dinding-dinding kuno yang mengelilingi kompleks ini, tersimpan kisah-kisah legendaris tentang para penguasa dan tokoh agama.
Makam-makam yang memeluk kerabat Sultan Mahmud Badaruddin beserta beberapa sultan lainnya, seperti sebuah perpustakaan hidup yang penuh dengan lembaran sejarah yang masih belum terbaca sepenuhnya.
Setiap sudut dan setiap batu memiliki cerita tersendiri, menceritakan tentang kebaikan, kebijaksanaan, dan keberanian yang pernah ada dalam diri mereka yang kini bersemayam dalam keheningan.
Baca Juga: Situs Parit Gunong, Makam Penyebar Islam di Belitung Diresmikan Sultan SMB IV
Namun, Kawah Tengkurep tidak sekadar menjadi tempat untuk berkunjung dan berziarah.
Di balik riuh rendahnya langkah-langkah para peziarah yang datang setiap harinya, terdapat kekuatan spiritual yang mengalir begitu deras, menguburkan segala keberatan dan keresahan yang dibawa oleh mereka yang datang.