pariwisata-kebudayaan

PJ Wako: Heboh Gedung Kesenian jadi KBTR, yang Nulis Ngantuk. Ada yang Sarankan Balai Pertemuan Sekanak

DNU
Selasa, 6 Agustus 2024 | 01:53 WIB
Yang nulis ngantuk, kalau sebut akana ganti Gedung Kesenian jadi KBTR. Kalau n (Dok)

KetikPos.com -- Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta mencoba meredakan ketegangan dengan menegaskan bahwa tujuan Pemkot bukan untuk merubah estetika gedung, tetapi untuk merekonstruksi ulang sejarah dan budaya Palembang..

Sebelumnya sempat heboh dan mengemuka di kalangan seniman dan pekerja seni di Palembang ada wacana mengembalikan nama Gedung Kesenian  menjadi KBTR dan diubah menjadi pusat kuliner.

"Mungkin yang menulis berita itu ngantuk," candanya, mencoba mencairkan suasana seusai pertemuan dengan seniman.

Hasil pertemuan, Gedung Kesenian tetap akan diisi kuliner, terutama kuliner tradisional.

Menurut Ucok, dia berharap dengan gagasan yang dirancang akan memperkuat posisi Dinas Kebudayaan sebagai pembina dan DKP sebagai mitra.

"Nanti bukan tidak mungkin bisa ada kerjasama dengan Salihara, Gunawan Muhamad di Pasar Minggu Jakarta. Mereka menggunakan tempat yang tidak punya nilai sejarah seperti gedung kesenian ini.

Setiap hari latihan, ada kerjasama dengan Belanda, Jerman, kerjasama dengan Prancis. Itulah yang ada di benak saya, bagaimana supaya kita bisa menghidupkan Balai Pertemuan Sekanak, nama yang disarankan Pak Sulaiman Amin untuk Gedung Kesenian," ujarnya.

Poinnya, tidak ada vakum kegiatan. DKP dan kita semua, bisa mendatangkan semua senin yang ada di dunia

Inilah momennya.
"Saya orang yang cinta sejarah dan seni. Saat pertama saya lihat gedung itu, saya terpantik dengan beberapa kota di Eropa yang pernah saya tinggali dan kaya akan seni, "  paparnya.

Kalau di Jerman itu namanya Cologne  dan di Belanda ada kota kecil yang juga dikenal hingga penjuru dunia.

Dari situlah, lanjutnya, perlu ada rekonstruksi atas bangunan-bangunan bersejarah.

Sehingga tidak ada yang dihilangkan. Terkait seni, perlu ada kontinuitas sehingga tidak ada yang kosong.
Padat kegiatan, pameran lukis, belajar pantun, sajak, menari, dan budaya Melayu lainnya.

Kalau sudah ada komunitas, tentu dahaga. "Dibutuhkan adanya kuliner yang tentunya terjaga sekaligus tradisional dan khas.  Bisa masuk UMKM, yang tentunya diseleksi ketat, " tambahnya.

Balai Kota Palembang menjadi saksi pertemuan yang cair ketika Pj Walikota Palembang, Ucok Abdulrauf Damenta, bersama jajarannya duduk bersama Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB), Dewan Kesenian Palembang (DKP), Dewan Kesenian Sumatera Selatan (Sumsel), serta seniman dan budayawan kota Palembang.

Halaman:

Tags

Terkini