Lebih lanjut, Ucok juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan arsip di era digital.
Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kearsipan dan transisi dari sistem manual ke digital.
"Transformasi ini penting untuk memastikan bahwa arsip-arsip kita tidak hanya terjaga, tetapi juga dapat diakses dan dimanfaatkan oleh generasi mendatang dengan mudah," tambahnya.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Akuisisi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Wawan, SIP., M.Si, yang menyampaikan dukungannya terhadap upaya pelestarian sejarah di Palembang.
Wawan menegaskan bahwa arsip menyediakan bukti otentik yang sering kali lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan buku-buku sejarah. "Arsip adalah saksi bisu yang menyimpan kebenaran sejarah. Oleh karena itu, pelestariannya adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya.
Dengan penghargaan ini, Kesultanan Palembang Darussalam bukan hanya menjaga warisan sejarah, tetapi juga memimpin langkah dalam memperkuat kesadaran akan pentingnya arsip sebagai bagian dari identitas dan memori kolektif.
Sinergi yang terjalin antara Kesultanan dan Pemkot Palembang menunjukkan bahwa sejarah dan budaya adalah fondasi yang harus terus dijaga dan diwariskan, agar tetap hidup di hati dan pikiran generasi masa depan.