Golden Wing: Band Legendaris dari Palembang
Golden Wing adalah salah satu dari sedikit band lokal yang mampu memadukan musik rock Barat dengan sentuhan budaya lokal Indonesia, khususnya Palembang. Lagu mereka yang terkenal, "Muriara dari Palembang," mencerminkan kecintaan mereka terhadap kota kelahiran dan berhasil memikat hati masyarakat setempat. "Kasih Suci" dengan lirik penuh perasaan, serta "Give Me" dengan tema cinta yang mendunia, semakin mengukuhkan posisi Golden Wing di hati para penggemarnya.
Band ini menghidupkan panggung musik Indonesia dengan nuansa yang unik, membawa semangat lokal namun tetap terhubung dengan pengaruh global. Golden Wing menjadi pionir di zamannya, menggabungkan seni dan budaya melalui musik.
Kehidupan Setelah Panggung: Warisan Seni dan Keluarga
Saat masa kejayaan Golden Wing mulai meredup, Karel dan Hera tetap melanjutkan kehidupan mereka dengan penuh cinta. Setelah Golden Wing, Karel Simon membentuk band baru bernama No Wing yang fokus menyanyikan lagu-lagu daerah, baik lagu ciptaan sendiri maupun lagu-lagu tradisional rakyat seperti "Dirut" dan "Ribu-Ribu."
Walaupun Karel tidak lagi berada di puncak karier musiknya, nama mereka tetap diingat oleh penggemar setia. Hera, dengan dukungannya yang tak tergoyahkan, tetap menjadi pendamping dan ibu yang menjaga warisan seni yang telah mereka ciptakan bersama. Warisan mereka tidak hanya hidup di dunia musik, tetapi juga dalam keluarga mereka, yang terus menanamkan nilai-nilai cinta dan seni.
Baca Juga: Golden Wing, Hidupkan Rock Lestarikan Lagu Daerah
Musik Menyatukan
Kisah cinta antara Hera Sofyan dan Karel Simon bukan hanya tentang pasangan suami istri yang saling mendukung, tetapi juga tentang bagaimana musik dan seni dapat menyatukan dua dunia yang berbeda—militer dan musik. Mereka adalah simbol bagaimana cinta dan seni dapat bertahan melampaui waktu, tetap hidup di hati banyak orang, baik melalui karya-karya mereka maupun warisan yang mereka tinggalkan.
Golden Wing mungkin telah meninggalkan panggung besar, tetapi nama mereka tetap dikenang sebagai pionir musik rock lokal yang memadukan nuansa internasional dengan budaya lokal. Hera Sofyan dan Karel Simon adalah contoh sempurna dari bagaimana cinta, seni, dan musik dapat menyatu, meninggalkan jejak yang abadi dalam sejarah musik dan budaya Indonesia.